Penerapan Regresi Spasial pada Pemodelan Kasus Ketergantungan Spasial (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010)
View/ Open
Date
2012Author
Panjaitan, Widya Maricella
Sumantri, Bambang
Rahman, La Ode Abdul
Metadata
Show full item recordAbstract
Pelanggaran asumsi pada analisis regresi dapat saja terjadi. Jika salah satu asumsi tersebut dilanggar, maka analisis regresi biasa akan menghasilkan penduga model yang tidak efisien. Regresi Spasial dikembangkan untuk estimasi asumsi ketergantungan spasial. Regresi Spasial akan diterapkan pada analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia karena Indeks Pembangunan Manusia dinilai penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan di Indonesia. Regresi ini dapat mewakili permasalahan yang ada yaitu ketergantungan antar wilayah berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia. Regresi Spasial yang terdiri dari Model Spasial Lag dan Model Spasial Error diharapkan dapat melihat secara langsung perbandingan hasil yang diperoleh jika adanya ketergantungan spasial tetap di analisis dengan regresi klasik atau melakukan analisis alternatif yaitu regresi spasial. Berdasarkan hasil uji pengganda Lagrange dan pemilihan model, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model yang digunakan untuk kasus ketergantungan spasial pada Indeks Pembangunan Manusia tiap provinsi di Indonesia adalah Model Spasial Eror. Persamaan regresi spasial error menghasilkan peubahpeubah yang berpengaruh secara nyata terhadap IPM Indonesia, yaitu peubah persentase penduduk buta huruf (X1), peubah angka partisipasi sekolah usia 16-18 tahun (X3), peubah angka harapan hidup (X5), dan peubah rata-rata konsumsi per kapita (X6). Walaupun Model Regresi Klasik dan Model Spasial Eror menghasilkan peubah-peubah nyata yang sama, tetapi terdapat ketidak konsistenan tanda koefisien pada Model Regresi Klasik. Ini menunjukkan akibat yang terjadi ketika pengaruh spasial nyata tetapi tidak diperhitungan ke dalam model.