Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyobudiandi, Isdradjad
dc.contributor.advisorButet, Nurlisa A.
dc.contributor.authorNurohman
dc.date.accessioned2012-11-06T03:43:19Z
dc.date.available2012-11-06T03:43:19Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58381
dc.description.abstractKerang darah (Anadara granosa) merupakan bivalvia yang hidup di daerah intertidal dengan substrat pasir berlumpur sampai lumpur lunak. Kerang ini merupakan komoditi komersial yang menjadi sumber bahan perikanan. Permintaan yang terus meningkat, menyebabkan kerang ini menjadi salah satu target utama penangkapan di perairan Cirebon khususunya perairan Bondet dan Mundu. Akibat permintaan yang terus meningkat akan menyebabkan aktivitas penangkapan yang terus menerus sehingga populasi kerang darah mulai menurun yang ditunjukan dengan hasil tangkapan yang berukuran semakin kecil. Di samping itu daerah penangkapan semakin jauh dari pantai. Oleh karena itu diperlukan mengenai kajian laju eksploitasi dan keragaan reproduksi yang dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan di lokasi tersebut. Penelitian dilakukan di Perairan Cirebon yang merupakan wilayah penangkapan kerang darah. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada dua lokasi yang berbeda yaitu lokasi pertama di perairan Bondet kedua di perairan Mundu. Penentuan lokasi pengamatan diasumsikan berdasarkan perwakilan daerah penelitian yaitu perairan Bondet mewakili bagian utara perairan Cirebon dan perairan Mundu mewakili bagian selatan perairan Cirebon. Selain itu, kedua lokasi tersebut di pilih karena memiliki tingkat produksi kerang yang tinggi di perairan Cirebon. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2011 dengan interval waktu pengambilan contoh satu bulan. Data primer yang di peroleh meliputi panjang cangkang, lebar cangkang, tinggi umboe, tebal, berat total, berat daging, dan berat gonad. Sementara data sekunder meliputi data-data hasil tangkapan dan upaya penangkapan. Pengukuran dan pengamatan aspek reproduksi meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad dilakukan di laboratorium. Aspek pertumbuhan dan laju eksploitasi dianalisis berdasarkan frekuensi panjang, pendugaan koefisien pertumbuhan (K) dan panjang asimtotik (L∞) menggunakan program ELEFAN I. Laju mortalitas alami (M) diduga dengan rumus empiris Pauly. Laju mortalitas total (Z) diduga dengan rumus Beverthon dan Holt berbasis data panjang cangkang, sedangkan laju mortalitas penangkapan diduga denagn rumus F = Z-M dan laju eksploitasi diduga dengan rumus E =F/Z. Tujan penelitian ini untuk menganalisis laju eksploitasi melalui pendekatan mortalitas alami serta analisis keragaan reproduksi yang meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indek kematangan gonad (IKG), perkembangan gonad, dan pengaruh laju eksploitasi terhadap keragaan reproduksi. Jumlah kerang darah yang tertangkap selama penelitian sejak bulan April hingga bulan Juni 2011 berjumlah 246 ekor yang terdiri dari 178 ekor di perairan Bondet dan 68 ekor diperairan Mundu dengan kisaran panjang 21,30-46,76 mm. Berdasarkan selang kelas bahwa ukuran terkecil ditemukan di perairan Mundu yaitu 21,30 mm dan ukuran terbesar ditemukan di perairan Bondet yaitu 46,60 mm. Laju eksploitasi kerang darah diperairan Bondet sebesar 63,98% dari potensi lestarinya iv dan di perairan Mundu sebesar 82,86% dari potensi lestarinya, sehingga dua loksai tersebut diduga dalam kondisi tangkap lebih (overfishing) atau melebihi batas optimum, dimana Eoptimum>50%. Jika dibandingkan dengan kedua lokasi tersebut laju eksploitasi diperairan Mundu lebih besar dari pada Bondet. Berdasarkan uji Chisquare rasio kelamin antara kerang darah jantan dan betina pada kedua lokasi penelitian berada dalam kondisi seimbang (X2 hit< X2 tab (df-1)) dari pola(1:1) atau rasio kelamin seimbang. Jika dilihat berdasarkan pengamatan rasio kelamin tidak terlalu jauh perbedaannya antara kelamin jantan dan betina, namun pada pengamatan pada bulan Juni diperairan Mundu terjadi perbedaan yang sangat signifikan (0,29:1), sehingga kondisi ini berada dalam kondisi tidak seimbang. Proses pemijahan kerang darah berlangsung terus menerus sepanjang tahun atau dapat menunjukan terjadinnya pematangan gonad secara perlahan-lahan dan tidak serentak dari stadia belum matang ke stadia matang. Berdasarkan tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad, diduga waktu puncak pemijahan kerang darah baik jantan maupun betina di perairan Bondet terjadi pada bulan Juni, sedangkan pada perairan Mundu terjadi pada bulan April. Berdasarkan pengamatan ukuran pertama kali matang gonad pada perairan Bondet untuk kerang darah jantan dengan panjang cangkang sebesar 27,20 mm sedangkan kerang darah betina ukuran panjang cangkang (30,50 mm) dan pada perairan Mundu untuk kerang jantan ukuran panjang cangkang sebesar (29,50 mm), sedangkan pada kerang darah betina ukuran panjang cangkang (22,30 mm), hal ini menunjukan bahwa di perairan Mundu lebih cepat matang gonad. Berdasarkan jenis kelamin, pada perairan Bondet kerang darah jantan lebih awal matang gond dari pada kerang betina, sedangkan pada perairan Mundu kematangan gonad lebih awal ditemukan pada kerang darah betina. Berdasarkan nilai IKG kerang darah jantan maupun betina tertinggi di perairan Bondet daripada perairan Mundu. Nilai IKG di perairan Bondet kerang darah jantan tertinggi dibulan April dan Betina terjadi dibulan Juni, sedangkan pada perairan Mundu baik kerang darah jantan mapun betina tertinggi di bulan April.. Tingkat eksploitasi yang tinggi menyebabkan ukuran kerang menjadi kecil, komposisi kerang darah jantan dan betina tidak seimbang, kematangan gonad yang lebih awal, dan ukuran gonad yang kecil. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa stok kerang darah di dua lokasi tersebut mengalami tangkapan lebih (overfishing) sehingga upaya yang mungkin dilakukan adalah pembatasan jumlah tangkapan, pembatasan ukuran tangkap, dan penutupan musim penangkapan, sehingga tercapai pemanfaatan yang optimum dan berkelanjutan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perluh penelitian lebih lanjut mengenai aspek reproduksi kerang darah lainnya seperti fekunditas dan diameter telur. Perlu dilakukan penelitian mengenai habitat dan kebiasaan makan. Sampel yang diambil sebaiknya mewakili setiap musim penangkapan sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih menyeluruh.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectreproduksien
dc.subjectoverfishingen
dc.subjectKerang darahen
dc.titleLaju Eksploitasi dan Keragaan Reproduksi Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan Bondet dan Mundu, Cirebon, Jawa Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record