Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi, Sigid
dc.contributor.advisorWardiatno, Yusli
dc.contributor.authorSupardan, Adang
dc.date.accessioned2012-11-06T01:52:21Z
dc.date.available2012-11-06T01:52:21Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58359
dc.description.abstractSelat Bali merupakan salah satu selat yang memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting di bidang sosial maupun ekonomi. Selain sebagai penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Bali, Selat Bali yang merupakan bagian dari WPP 573 memiliki potensi perikanan tangkap pelagis yang tinggi khususnya perikanan lemuru. Analisis mengenai kualitas perairan terhadap parameter fisika-kimia perairan baik pada lapisan permukaan, kolom, maupun dasar menjadi sangat penting diketahui untuk memahami karakteristik massa air di suatu wilayah perairan. Dalam hal pengelolaan sumberdaya perikanan, sangatlah membutuhkan informasi tentang data yang menjelaskan kualitas perairan yang dapat menunjang dan menjadi salah satu dasar dalam rencana pengelolaan sumberdaya perikanan agar dapat berjalan secara optimum dan lestari. Kondisi kualitas perairan Selat Bali sangat dipengaruhi oleh fenomena upwelling yang biasanya terjadi pada musim timur. Penelitian dilakukan di perairan bagian selatan Selat Bali pada bulan Maret 2011 yang merupakan musim peralihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan sebaran parameter fisika-kimia perairan secara horizontal maupun vertikal serta menentukan status mutu perairan. Stasiun pengamatan terdiri 9 titik yang melintang dari wilayah Grajagan, Jawa Timur sampai Jimbaran, Bali yang disesuaikan dengan rute pelayaran KR Baruna Jaya VIII. Stasiun 1 sampai 5 yang relatif dekat wilayah Jawa Timur memiliki kedalaman mencapai 590 meter, stasiun 6 sampai 8 yang berbatasan dengan Samudera Hindia memiliki kedalaman lebih dari 2.500 meter, sedangkan stasiun 9 yang relatif dekat dengan Pulau Bali memiliki kedalaman 46 meter. Pengambilan sampel air dilakukan pada tiga kedalaman berbeda tiap stasiunnya (lapisan permukaan, termoklin, dan dekat dasar perairan) dengan menggunakan Rossete Water Sampler yang terdiri dari 10 tabung Niskin dengan kapasitas 10 liter dan CTD yang dilengkapi dengan alat pHmeter, salinometer, dan DOmeter. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum distribusi vertikal parameter fisika-kimia perairan terdapat perbedaan karakteristik massa air pada lapisan permukaan, termoklin, dan dasar perairan. Pada wilayah perairan yang termasuk laut dalam, perbedaan karakteristik fisika-kimia perairan pada lapisan dekat dasar sangat mencolok khususnya untuk parameter seperti suhu, salinitas, dan oksigen terlarut (DO). Penentuan status mutu perairan dengan menggunakan Indeks Storet diketahui bahwa pada lapisan permukaan, perairan bagian selatan Selat Bali termasuk kriteria perairan yang baik hingga sedang, pada lapisan termoklin termasuk kriteria perairan yang baik sekali (memenuhi baku mutu) hingga baik, pada lapisan dekat dasar tergolong pada kriteria perairan yang sedang hingga buruk. Berdasarkan Indeks Pencemaran, pada lapisan permukaan di perairan bagian selatan Selat Bali tergolong pada kriteria yang baik hingga tercemar ringan. Berdasarkan Indeks Pencemaran, secara umum wilayah perairan yang relatif jauh dari daratan memiliki kualitas perairan yang lebih baik jika dibandingkan dengan wilayah yang dekat daratan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Spasial Kualitas Perairan Bagian Selatan Selat Balien


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record