Show simple item record

dc.contributor.advisorZahiruddin, Winarti
dc.contributor.advisorSuptijah, Pipih
dc.contributor.authorAfni, Aulia Nur
dc.date.accessioned2012-10-15T01:28:37Z
dc.date.available2012-10-15T01:28:37Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57818
dc.description.abstractCherax quadricarinatus, selain sebagai lobster hias, saat ini mulai diminati sebagai lobster konsumsi. Ironisnya, ketika lobster sampai di tangan konsumen, keadaannya dalam kondisi kritis, antara lain kehilangan organ terutama capit, bahkan mati sehingga akan mengurangi nilai jualnya. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, perlu diupayakan penanganan yang baik, salah satunya dengan metode anestesi. Zat anestesi bekerja menekan saraf tertentu sehingga biota menjadi dalam keadaan setengah sadar atau pingsan. Penggunaan bahan anestesi alami dianggap dapat menjamin dari segi keamanan pangan. Tumbuhan asli Indonesia, yaitu pala (Myristica sp.) terutama bagian bijinya mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain elemicin, myristicin, dan metil eugenol. Pada konsentrasi tertentu, terutama elemicin dan myristicin diduga berpotensi sebagai bahan anestesi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak biji pala sebagai bahan anestesi dan menentukan konsentrasi terbaik untuk anestesi pada lobster serta menguji kemungkinan penggunaan ekstrak biji pala untuk memingsankan lobster sehingga dapat diaplikasikan pada penyimpanan lobster. Tahap penelitian terdiri dari penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan meliputi aklimatisasi lobster, persiapan ekstrak biji pala, persiapan media penyimpanan, dan pengujian ambang konsenstrasi ekstrak biji pala pada konsentrasi 0 – 15 ppt dengan selang 2,5 ppt. Penelitian utama meliputi pengujian toksisitas letal akut dari konsentrasi 3 - 8 ppt dengan selang 1 ppt, pengujian daya anestesi pada konsentrasi ekstrak biji pala 5, 6, 7, dan 8 ppt dan pengujian lama penyimpanan lobster dalam waktu 12 jam, 24 jam, 36 jam, dan 48 jam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Hasil analisis uji ambang konsenstrasi, LC0-24 jam terjadi pada perlakuan konsentrasi ekstrak biji pala sebesar 0 ppt dan 2,5 ppt, LC50-24 jam terjadi pada perlakuan konsentrasi ekstrak biji pala sebesar 5 ppt dan 7,5 ppt, LC100-24 jam terjadi pada perlakuan konsentrasi ekstrak biji pala 10 – 15 ppt. Pada uji toksisitas letal akut, LC50-24 jam terjadi pada perlakuan dengan konsentrasi ekstrak biji pala sebesar 5 ppt dan LC100-48 jam terjadi pada perlakuan konsentrasi ekstrak biji pala sebesar 5 – 8 ppt. Hasil uji kualitas air media uji baik sebelum maupun setelah pengujian toksisitas letal akut masih memenuhi standar bagi kehidupan lobster, yaitu pada parameter suhu (25,40 – 27,10 oC), pH (6,61 – 7,37), dan TAN (0,01 – 1,05 mg/L), kadar oksigen terlarut setelah pengujian toksisitas letal akut adalah sebesar 0,14 – 1,10 mg/L. Pada pengujiaan daya anestesi, konsentrasi ekstrak biji pala sebesar 5,6,7 dan 8 ppt tidak mempengaruhi waktu induksinya pada lobster. Penggunaan ekstrak biji pala sebagai bahan anestesi pada konsentrasi 5,7, dan 8 ppt dapat mempertahankan survival rate lobster sebesar 100 % hingga 24 jam penyimpanan, kemudian menurun menjadi 90 % setelah penyimpanan selama 36 jam.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengujian Ekstrak Biji Pala (Myristica sp.) sebagai Bahan Anestesi pada Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record