Show simple item record

Analisis Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari (Kasus Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo di Kabupaten Halmahera Utara)

dc.contributor.advisorWiyono, Eko Sri
dc.contributor.advisorMonintja, Daniel R.
dc.contributor.authorMahura, Joice Betsy
dc.date.accessioned2012-10-02T02:29:42Z
dc.date.available2012-10-02T02:29:42Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57591
dc.description.abstractTagalaya and Kumo islands have potential coastal resources to be developed as marine tourism such as coral reef, mangrove, seaweed, sandy beaches and clean freshwater. Unfortunately, the uniqueness of these coastal resources has not been utilized and managed properly. It needs breakthrough alternative policy strategies for the development of marine tourism at Tagalaya and Kumo islands by stakeholder’s opinion. The objectives this research are : (1) to assess marine tourism potential in Tagalaya and Kumo Islands, North Halmahera District, (2) to know community participation level within marine tourism development (3) selection of alternative policy strategicies for marine tourism developement. The strategies from SWOT analysis were combined from internal and external factors, and by stakeholders opinion, the priorities of these strategies become the alternative stratagies for Tagalaya and Kumo islands. Result of this research shows that the total sustainability value for Tagalaya island is 708 (S1) and the total sustainability value for Kumo Island is 676 (S2), this value show that Tagalaya and Kumo islands are potential to development marine tourism. Result of matrix Internal Factors Analysis Summary (IFAS) to show that total factor internal value in IFAS by 2,7 ³ 2.5, which means the internal condition has strength to overcome weakness state. Whereas result External Factors Analysis Summary (EFAS) shows that the total EFAS value by 2,6 ³ 2,5, which mean the system capable to response external state. Based on SWOT (Strength –Weakness, Opportunity-Threat) and AHP analysis, seven development strategies for marine tourism recommended are: (1) improveding marine tourism infrastructure; (2) community base marine tourism management; (3) marine tourism campaign and promotion; (4) inter sectoral cooperation development; (5) training programs for marine tourism; (6) stabilizing regional security; and (7) zoning for fisheries and marine tourism areas.en
dc.description.abstractPemerintah Kabupaten Halmahera Utara memproyeksikan kawasan pulau Tagalaya dan Kumo sebagai salah satu daerah wisata bahari. Dengan pengembangan kawasan tersebut diharapkan memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan penduduk, kelestarian sumberdaya pesisir, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan mendorong pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Halmahera Utara. Namun disayangkan keunikan sumberdaya pesisir sampai saat ini belum dikelola secara baik sehingga pemanfaatan kegiatan pariwisata menjadi rendah dan belum memberikan kontribusi yang berarti bagi kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah. Bertolak dari uraian di atas, diperlukan terobosan alternatif strategi kebijakan untuk mendorong pengembangan wisata bahari tersebut. Atas dasar itu, penulis melakukan penelitian kebijakan pengembangan wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Kumo Kabupaten Halmahera Utara. Dari penelitian ini diharapkan pengelolaan dan pemanfaatan wisata bahari di kedua pulau tersebut berjalan efektif, efisien dan berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan metode survei dan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) analisis deskriptif, untuk mengkaji potensi wisata dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan wisata bahari; (2) analisis potensi wisata, untuk mengkaji potensi dan kondisi kawasan wisata bahari; (3) analisis SWOT, untuk merumuskan alternatif strategi kebijakan pengembangan wisata bahari terbaik; dan (4) analisis AHP, untuk menentukan alternatif strategi kebijakan pengembangan wisata bahari terbaik. Hasil kajian tarhadap potensi wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo, Pulau Tagalaya memiliki nilai 708 dengan kriteria sangat sesuai (S1), dan Pulau Kumo memiliki nilai 676 dengan kriteria sesuai (S2), artinya kedua pulau tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari. Dengan menyuguhkan atraksi wisata bahari berupa berenang, selancar angin, berperahu dan memancing. Hasil survei terhadap persepsi responden, daya tarik wisata adalah keindahan sumberdaya alamnya. Namun pengembangan kawasan wisata bahari di kedua pulau tersebut terkendala oleh kurangnya akses transportasi, sarana dan prasarana wisata.
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectpolicy analysisen
dc.subjectmarine tourismen
dc.subjectNorth Molucca Provinceen
dc.titlePolicy Analysis for Marine Tourism Development (Case of Tagalaya dan Kumo Islands in North Halmahera District of North Moluccas Province)en
dc.titleAnalisis Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari (Kasus Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo di Kabupaten Halmahera Utara)


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record