Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoyo,Sri
dc.contributor.authorHutagaol, Fiona Rebecca
dc.date.accessioned2012-09-19T06:09:25Z
dc.date.available2012-09-19T06:09:25Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57355
dc.description.abstractProduksi buah-buahan sangat melimpah dan beraneka ragam di Indonesia. Pada tahun 2010, produksi buah-buahan Indonesia sebesar 15 juta ton pada tahun 2010 (BPS, 2010). Bagi Indonesia, ekspor buah-buahan merupakan suatu hal yang penting, bukan hanya dari segi pemasukan devisa, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat yang sekarang ini sedang dilanda masalah pengangguran dan kemiskinan. Namun, Indonesia belum mampu memanfaatkan potensinya tersebut. Nilai impor (outpayments) buah-buahan Indonesia justru terus meningkat dengan laju yang lebih cepat dibanding pertumbuhan ekspor. Sebagai akibatnya, dalam kurun waktu 2001 hingga 2010, neraca perdagangan Indonesia untuk buah-buahan selalu bernilai negatif. Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa, bukannya menjadi pengekspor besar buah-buahan, dalam kenyataannya Indonesia telah menjadi negara pengimpor besar. Selain merupakan suatu hal yang paradoks mengingat potensinya yang besar dalam produksi buah-buahan, impor buah-buahan tersebut telah semakin membebani perekonomian nasional sehingga perlu segera dikendalikan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi outpayments buah-buahan Indonesia dan merumuskan kebijakan untuk mengendalikan tingginya outpayments buah-buahan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini menganalisis outpayments buah-buahan Indonesia dengan empat mitra dagang utamanya, yaitu Amerika Serikat, Australia, China, dan Thailand. Keempat negara tersebut merupakan eksportir buah-buahan terbesar ke Indonesia. Periode analisis selama lima belas tahun, terhitung dari tahun 1996 hingga tahun 2010. Berdasarkan hasil estimasi outpayments buah-buahan dengan metode data panel Fixed Effect Model, terdapat tiga faktor yang secara signifikan berpengaruh positif terhadap outpayments, yaitu tarif impor, pendapatan riil per kapita Indonesia, dan dummy krisis. Tarif impor maupun dummy krisis berpengaruh negatif terhadap outpayments, sedangkan pendapatan riil per kapita berpengaruh positif terhadap outpayments. Sementara itu, perubahan (depresiasi atau apresiasi) nilai rupiah terhadap US$ tidak berpengaruh nyata terhadap outpayments. Tidak satupun dari ketiga variabel independen (tarif, kurs, dan pendapatan) yang dapat dimanipulasi oleh pemerintah untuk mengendalikan outpayments buah-buahan impor. Kebijakan tarif impor tidak mungkin diterapkan kembali di era liberalisasi perdagangan saat ini. Di sisi lain, kenaikan pendapatan riil per kapita yang terus-menerus lebih dari satu dekade terakhir ini justru memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam mendorong peningkatan outpayments buah-buahan. Kebijakan untuk menghambat laju pertumbuhan pendapatan per kapita bukanlah tindakan yang rasional, karena tidak sesuai dengan tujuan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan seperti ini tidak mungkin ditempuh oleh pemerintah untuk mengendalikan outpayments buah-buahan impor. Dengan demikian, pemerintah perlu melakukan dua strategi dalam rangka mengendalikan beban peningkatan outpayments buah-buahan terhadap perekonomian nasional,. Pertama, menekan laju peningkatan outpayments buahbuahan. Pemerintah perlu mendorong perubahan persepsi konsumen Indonesia mengenai konsumsi buah-buah impor, di mana selama ini mereka menganggap konsumsinya sebagai kemewahan, yang terlihat dari elastisitas pendapatan terhadap kuantitas permintaannya lebih dari satu. Untuk itu pemerintah perlu menggalakkan kampanye cinta konsumsi buah-buahan produksi dalam negeri. Agar konsumen mau mensubstitusi konsumsi buah-buahan impor dengan konsumsi buah-buahan produksi dalam negeri, maka kualitas buah-buahan produksi nasional harus diperbaiki. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengembangkan dan menerapkan sistem standardisasi dan grading kualitas pada buah-buahan produksi dalam negeri. Kedua, pemerintah perlu mendorong ekspor buah-buah eksotik produksi dalam negeri. Tujuan ini dapat dicapai dengan penerapan sistem standardisasi dan grading serta kebijakan distribusi langsung buah-buahan dari pasar induk ke negara tujuan ekspor guna menekan biaya transportasi ekspor.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Outpayments Buah-buahan Indonesia dan Implikasi Kebijakannyaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record