Kajian Bio-teknik Perikanan Muroami di Perairan Kepulauan Seribu
Abstract
Muroami merupakan salah satu alat penangkap ikan yang efektif dalam menangkap ikan karang. Di sisi lain ikan hasil tangkapan muroami di Perairan Kepulauan Seribu semakin mengecil ukurannya. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah habitat ikan karang yang telah mengalami kerusakan serius sehingga tidak mampu menunjang kebutuhan hidup ikan karang dengan baik. Pengoperasian muroami terindikasi berperan dalam kerusakan terumbu karang tersebut. Pengamatan terhadap desain, konstruksi dan metode pengoperasian muroami diharapkan dapat menemukan akar permasalahan sekaligus solusi terhadap permasalahan tersebut. Selain itu, pengamatan terhadap panjang dan bobot ikan ekor kuning (Caesio cuning) diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap seberapa jauh pengaruh kerusakan yang ditimbulkan muroami terhadap populasi ikan ekor kuning. Jenis ikan yang mendominasi hasil tangkapan muroami adalah ikan ekor kuning dengan persentase 46,97% dari total hasil tangkapan tahun 2008. Rata-rata produksi ikan ekor kuning oleh alat tangkap muroami adalah 14,65 ton per bulan dengan produktivitas 1,80 ton per unit. Dengan menggunakan pendekatan model Algoritma Fox, maka diperoleh nilai effort lestari (EMSY) sebesar 70 trip per bulan dan nilai hasil tangkapan lestari (hMSY) sebesar 21,49 ton per bulan. Dari 300 sampel ikan ekor kuning yang diamati, 44,33% merupakan ikan dengan ukuran belum layak tangkap. Dari segi konstruksi, ukuran mata jaring muroami rata-rata 1-3 inch menyebabkan ikan karang yang berukuran kecil pun dapat tertangkap oleh muroami, hal tersebut dapat mengancam keberlangsungan hidup populasi ikan karang karena ikan tersebut sudah tertangkap sebelum sempat bereproduksi. Dari segi metode pengoperasian, penggiringan ikan yang dilakukan nelayan muroami dengan menginjak-injak terumbu karang merupakan salah satu penyebab kerusakan terumbu karang yang terjadi di Perairan Kepulauan Seribu.