Dayasaing Durian di Sumatera Barat (Kasus: Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar)
Abstract
Komoditi hortikultura khususnya buah-buahan yang menjadi andalan dan sangat banyak jenisnya di Indonesia diantaranya durian. Durian dikenal sebagai raja buah-buahan (king of fruits). Saat ini durian lokal sedang diincar oleh konsumen dalam negeri karena banyak varietas unggul daerah yang mempunyai rasa manis, sedikit pahit, beraroma sedang hingga kuat, warna kuning menarik, daging tebal dan produktivitas tinggi. Berdasarkan data produksi, konsumsi, ekspor dan impor durian tahun 1999-2005, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi durian domestik. Secara rata-rata terjadi gap antara jumlah produksi dan konsumsi durian sebesar 5.340 ton per tahun, setelah dikurangi dengan jumlah ekspor durian yang rata-rata 33,73 ton per tahun maka Indonesia harus mengimpor sebanyak 5.373 ton per tahun. Di Provinsi Sumatera Barat peningkatan laju jumlah produksi durian lebih kecil dari laju peningkatan jumlah produksi durian di tingkat nasional. Di Kabupaten Tanah Datar mengalami peningkatan luas panen durian tetapi jumlah produksinya mengalami penurunan. Sedangkan di Kabupaten Padang Pariaman memiliki luas panen durian kedua terluas di Sumatera Barat. Tetapi laju pertambahan luas panennya mengalami penurunan, selain itu daerah ini mengalami penurunan laju produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Tujuan penelitian ini adalah (I) menganalisis dayasaing durian di Sumatera Barat (2) menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap usahatani durian di Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Policy Analysis Matriks (PAM).