Show simple item record

dc.contributor.authorWas'an, Guruh Herman
dc.date.accessioned2012-07-17T02:11:41Z
dc.date.available2012-07-17T02:11:41Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55803
dc.description.abstractSektor pertanian yang kokoh adalah syarat perlu (necessary condition) bagi keberhasilan transformasi struktural perekonomian menuju ke industrialisasi terutama pada negara berkembang. Sedangkan untuk negara maju menganggap sektor industri merupakan motor penggerak bagi pertumbuhan perekonomian karena mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lain seperti pertanian (Priyarsono, 2011). Namun, hal yang sering terlupakan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian dari beberapa sektor tersebut, nilai lingkungan hidup tidak diperhitungkan dalam perencanaan pembangunan. Akibatnya, pada tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan konsentrasi polutan atmosfir global yaitu emisi gas rumah kaca. Terkait dengan hal tersebut, sejumlah penelitian telah menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan dan berbagai hasil telah diperoleh, termasuk dalam beberapa kasus bukti dari hubungan terbalik-U yang dikenal dengan konsep Environmental Kuznets Curve (EKC) yang diciptakan oleh Kuznets. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak pertumbuhan ekonomi di sektor industri dan pertanian terhadap kualitas lingkungan hidup yang diukur dengan emisi gas rumah kaca di negara berkembang dan negara maju. Dalam menganalisis dampak tersebut menggunakan pendekatan model Environmental Kuznets Curve (EKC) atau bentuk kurva yang didapat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari World Development Indicator (WDI) dan Emission Database for Global Atmospheric Research (EDGAR). Data sekunder yang diperoleh berupa data GDP riil pertanian, GDP riil industri, dan emisi gas rumah kaca (karbondioksida, metana, dan nitrogen oksida) yang meliputi data kuantitatif tahunan pada rentang waktu antara tahun 1980-2008 dari negara-negara berkembang dan maju. Negara-negara berkembang yang dimaksud adalah 10 negara berkembang yaitu Indonesia, Thailand, Cina, India, Brasil, Argentina, Meksiko, Mesir, Afrika Selatan, dan Turki. Sedangkan untuk negara-negara maju yang dimaksud adalah 10 negara maju yaitu Amerika Serikat, United Kingdom, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Spanyol, Italia, dan Perancis. Metode analisis yang digunakan adalah panel data dengan pendekatan Fixed Effect dengan pembobotan Cross section SUR. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan yang membentuk model Environmental Kuznets Curve (EKC) antara emisi CO2 dan CH4 dengan pertumbuhan ekonomi di sektor industri dan adanya hubungan yang tidak signifikan dengan model Environmental Kuznets Curve (EKC) antara emisi gas rumah kaca (CO2, N2O dan CH4) dengan pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian dan emisi N2O dengan pertumbuhan ekonomi di sektor industri. Pada sektor pertanian, dampak pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian memiliki increasing effect pada emisi CO2 dan N2O, sedangkan untuk emisi CH4, dampak pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian memliki diminishing effect pada emisi CH4 sebelum melewati turning point dan increasing effect pada emisi CH4 setelah melewati turning point. Pada sektor industri, dampak pertumbuhan ekonomi di sektor industri memiliki increasing effect pada emisi CO2 dan CH4 sebelum melewati turning point dan diminishing effect pada emisi CO2 dan CH4 setelah melewati turning point pada kurva EKC. Sedangkan dampak pertumbuhan ekonomi di sektor industri akan meningkatkan emisi N2O, apabila GDP riil industri meningkat 1 US$ maka akan meningkatkan emisi N2O sebesar 4.70e-10 kilotonne, cateris paribus. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, untuk mengurangi laju emisi gas rumah kaca perlu adanya sanksi khusus bagi negara yang tidak mematuhi perjanjian lingkungan seperti perjanjian The Kyoto Protocol dan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) serta diperhitungkannya dampak lingkungan dalam kalkulasi Gross National Product (GNP).en
dc.description.abstractThis study analyzes the impact of economic growth in industry and agriculture on environmental quality as measured by greenhouse gas emissions in the Developing and Developed Countries. In analyzing the impact of the use of the Environmental Kuznets Curve model approach (EKC) or the shape of the curve obtained. This study uses secondary data, which include annual quantitative data in the period between the years 1980-2008 from developing countries and developed. The analytical method used is panel data approach with weighting Fixed Effect Cross section SUR. In the analysis it was found that a significant relationship to form the Environmental Kuznets Curve models (EKC) between CO2 and CH4 emissions with economic growth in the industrial sector and there is no significant relationship with the model of the Environmental Kuznets Curve (EKC) between greenhouse gas emissions (CO2 , N2O and CH4) with economic growth in the agricultural sector and N2O emissions with economic growth in the industrial sector.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleDampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri terhadap Degradasi Lingkungan (Studi Kasus: Negara Berkembang dan Maju)en
dc.subject.keywordagriculture
dc.subject.keywordindustry
dc.subject.keyworddeveloping and developed countries
dc.subject.keywordgreenhouse gas


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record