Show simple item record

dc.contributor.advisorMattjik, Nurhayati Ansori
dc.contributor.authorFahriah, Neneng Siti Layah
dc.date.accessioned2012-06-19T03:12:05Z
dc.date.available2012-06-19T03:12:05Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54949
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh IAA dan BAP terhadap regenerasi Anthurium andreanum Linden ex André cv. Tropical secara in vitro. Media dasar yang digunakan yaitu media MW-1 (media Winarto-1). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor, pada bulan Februari hingga Agustus 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial disusun dalam Rancangan Lingkungan Acak Lengkap (RAL). Terdapat dua faktor yaitu konsentrasi IAA dan BAP. Konsentrasi IAA terdiri dari empat taraf konsentrasi, yaitu 0.0 mg/l (A0), 0.1 mg/l (A1), 0.2 mg/l (A2), dan 0.3 mg/l (A3). Konsentrasi BAP dengan empat taraf konsentrasi yaitu 0.0 mg/l (B0), 1.0 mg/l (B1), 2.0 mg/l (B2) dan 3.0 mg/l (B3). Kombinasi dari dua faktor tersebut akan menghasilkan 16 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 80 satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri dari satu botol kultur yang berisi satu eksplan. Bahan yang digunakan sebagai eksplan adalah eksplan satu buku dengan panjang 0.5 cm. Eksplan berasal dari planlet steril hasil kultur anther Anthurium andreanum Linden ex André cv. Tropical. Persentase eksplan Anthurium andreanum yang terkontaminasi pada penelitian ini tergolong rendah. Kontaminasi hanya disebabkan oleh bakteri sebesar 2.50 % dari total populasi. Persentase kematian eksplan tertinggi per perlakuan sebesar 40 %, sedangkan persentase eksplan mati terendah per perlakuan yaitu 0 % pada 12 Minggu Setelah Tanam (MST). Kematian eksplan terutama disebabkan oleh gejala pencoklatan. Kematian eksplan akibat terkena gejala pencoklatan sebesar 8.75 % dari total populasi, dan akibat kontaminasi bakteri sebesar 2.50 %.. Eksplan yang ditanam sebagian besar terinduksi membentuk tunas. Persentase eksplan bertunas tertinggi per perlakuan yaitu 100 %, dan persentase eksplan membentuk tunas terendah per perlakuan yaitu 20 %. Perlakuan 0.0 mg/l IAA dan 1 mg/l BAP memberikan rata-rata waktu muncul tunas tercepat yaitu pada 4.50 MST. Secara umum dari 16 kombinasi IAA dan BAP yang dicoba, tiap eksplan yang ditanam hanya menghasilkan rata-rata 1 tunas. Satu eksplan hanya berhasil distimulasi membentuk 1-3 tunas. Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan BAP berpengaruh sangat nyata pada rata-rata jumlah tunas kultur Anthurium andreanum. Perlakuan 2.0 mg/l BAP menghasilkan jumlah tunas terbanyak yaitu 1.26 tunas pada 12 MST. Perlakuan IAA dan perlakuan BAP masing-masing berpengaruh nyata pada tinggi tunas, sedangkan interaksi antara IAA dan BAP berpengaruh nyata pada jumlah daun kultur Anthurium andreanum. Konsentrasi BAP 3.0 mg/l berpengaruh nyata mendorong pertumbuhan tinggi tunas dan menghasilkan ratarata tunas tertinggi (0.76 cm). Secara umum, kombinasi antara 0,1 mg/l IAA + 3.0 mg/l BAP cenderung menghasilkan jumlah daun terbanyak dibandingkan seluruh kombinasi lain pada setiap minggunya.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaruh Zat Pengatur Tumbuh IAA dan BAP terhadap Regenerasi Anthurium andreanum Linden ex André cv. Tropical secara In Vitro.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record