View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Fisheries and Marine Science
      • UT - Aquatic Resources Management
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Fisheries and Marine Science
      • UT - Aquatic Resources Management
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Keberadaan Lumba-lumba dan Hubungannya dengan Kondisi Habitat di Perairan Pulau Karang Congkak, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.

      Thumbnail
      View/Open
      Full text (3.309Mb)
      Cover (364.5Kb)
      Ringkasan (414.3Kb)
      Pendahuluan (364.3Kb)
      Tinjauan Pustaka (495.7Kb)
      Metode Penelitian (696.8Kb)
      Hasil dan Pembahasan (2.558Mb)
      Kesimpulan dan Saran (356.6Kb)
      Daftar Pustaka (370.1Kb)
      Lampiran (823.9Kb)
      Date
      2012
      Author
      Astuti, Mega Dewi
      Kamal,M. Mukhlis
      Hestirianoto, Totok
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Menurut Irfangi (2010) dan Wahyudi (2010) kelimpahan jenis dan jumlah lumba-lumba di perairan Kepulauan Seribu pada saat ini paling banyak di Pulau Karang Congkak. Hal ini diduga karena keadaan Pulau Karang Congkak yang memiliki gugusan karang sebagai habitat berbagai jenis ikan yang menjadi makanan bagi lumba-lumba, kondisi perairan yang sesuai dengan habitat lumbalumba, dan keadaaan sekitar pulau yang tenang tanpa gangguan kapal nelayan. Untuk mengetahui informasi yang tepat maka diperlukan studi melalui pendekatan kondisi habitat perairan baik secara fisika, kimia, biologi serta sosial masyarakat di Pulau Karang Congkak dan sekitar perairan pulau tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi informasi untuk kemunculan lumbalumba khususnya dalam pengembangan ekowisata dan bermanfaat bagi pengelola Taman Nasional Kepulauan Seribu dalam menentuka arah kebijakan dalam pengelolaan. Penelitian ini dilakukan di Perairan Pulau Karang Congkak, Jakarta Utara. Survey diadakan pada bulan Juli 2010 sedangkan penelitian utama dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2011 dengan durasi pengamatan antara 7-14 hari tiap bulanya. Lokasi pengambilan data dan sampel air terletak disekitar Perairan Pulau Karang Congkak, sedangkan Pengamatan biota pelankton dilakukan di laboratorium Biologi Mikro, FPIK, IPB. Pengamatan lumba-lumba pada penelitian ini menggunakan metode penjelajahan mengelilingi perairan disekitar pulau tersebut menggunakan survey dengan satu kelompok pengamat (single platform). Parameter yang diamati meliputi jenis lumba-lumba, jumlah lumbalumba, kordinat pada saat lumba-lumba terlihat serta waktu lumba-lumba ditemukan, kecepatan angin, suhu, salinitas, pH dan sampel plankton dan wawancara masyarakat sekitar. Analisis data yang digunakan meliputi sebaran keberadaan lumba–lumba dengan menggunakan software Global Mapper 11 dan ArcView 3.3 melalui proses digitasi dan Overlay, Software Ocean Data View (ODV), Surfer 8 sedangkan pada plankton meliputi kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi plankton. Pola distribusi lumba-lumba terlihat tersebar di perairan Pulau Karang Congkak kecuali bagian barat perairan tersebut. Selama 41 hari pengamatan di dapat 5 periode dengan hasil kemunculan lumba-lumba sebanyak 10 titik perjumpaan dengan jumlah 88 individu, adapun spesies yang ditemukan yaitu Delphinus delphis dan Tursiops truncantus. Saat perjumpaan lumba-lumba melakukan aktivitas travelling dan mencari makan. Saat mencari makan lumbalumba lebih menuju ke tubir terumbu karang. Kondisi lingkungan oseanografi perairan Pulau Karang Congkak secara umum sangat sesuai bagi kelangsungan hidup plankton, ikan pelagis, dan lumba-lumba. Namun parameter suhu air, salinitas, kecepatan angin, dan kedalaman perairan memiliki korelasi yang sangat rendah terhadap jumlah pemunculan lumba-lumba, artinya bahwa keberadaan iii 4 lumba-lumba disana tidak semata-mata ditentukan oleh faktor oseanografi dan klimatologi. Keberadaan lumba-lumba di perairan Pulau Karang Congkak lebih dikareakan oleh faktor makan yang tersedia ini dapat dilihat dari kelimpahan plankton yg tinggi dan merupakan salah satu daerah spawning ground. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh implikasi pengelolaan yang tepat yaitu sistem manajemen berbasis ekosistem dengan penerapan Daerah Perlindungan Laut, dimana tetap memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar untuk mencari dan menagkap ikan. Selain itu adanya pengelolaan secara spasial dan temporal.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54315
      Collections
      • UT - Aquatic Resources Management [2679]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository