Tingkat Pencemaran Logam Berat Di Kawasan Petambakan Sylvofishery Perairan Blanakan, Subang, Jawa Barat
The Level Pollution of Heavy Metals in the Region Sylvofishery Embankment Waters Blanakan, Subang, West Java.
View/ Open
Date
2012Author
Purba, Jhon Antony Riandi
Soewardi, Kadarwan
Hariyadi,Sigid
Metadata
Show full item recordAbstract
The results of this research show that the concentration of heavy metals from samples Blanakan waters is heavy metals cadmium (Cd) with a concentration range from 0,18 to 0,48 g/L, copper (Cu) concentrations ranged from 0,51-2,89 g/L, and lead (Pb) concentration range from 0,42-4,84 g/l. Highest concentrations of metals Cd are present in the area Estuary Ciasem, highest concentrations metals Cu are present in the region of the mouth of the Gangga, and highest concentrations metals Pb are present in the area embankment D. Based on the results of this research known that the concentration of heavy metals in Blanakan still lower if compared to the value of quality raw KepMen LH No. 51 in 2004. The value of the concentration of heavy metals Cd, Cu, Pb and research results is still lower if compared to the results of research done before in the same areas on water samples 2000. Research on heavy metals, Cu, Cd and Pb was done on the biota of fish and shrimp in the area and the same time as compared to the concentrations of heavy metals in these research results, also still lower, where the metal concentration in water samples of water 100 times lower than concentrations in biota. Therefore needed to do standard water processing dikes by the manufacture tandon to reducing the concentration a heavy metal who enters into an embankment the cultivation of at the time of the uptake of water dikes. Perairan pesisir merupakan tempat bermuaranya bahan buangan baik yang berasal dari kegiatan di daratan (industri, rumah tangga dan kegiatan pertanian) maupun kegiatan di perairan (transportasi dan kapal penangkapan ikan). Salah satu bahan buangan yang dapat mencemari perairan secara serius adalah logam berat. Keberadaan logam berat yang terlarut dalam laut, tambak, maupun sungai di perairan pesisir sangat tergantung dari intensitas atau aktivitas yang terjadi di sekitar perairan tersebut. Semakin tinggi aktivitas yang terjadi di sekitar perairan tersebut, baik di darat maupun areal pantainya, maka kadar logam berat akan semakin meningkat (Anggraini 2007). Adanya logam berat di perairan dapat berbahaya, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap ekosistem perairan (biotik maupun abiotik) dan juga masyarakat sekitar. Perairan Blanakan merupakan salah satu daerah tempat padat aktivitas, seperti tempat penangkapan ikan, kilang minyak, dan pertanian, serta industri. Diantara bebarapa jenis logam berat yang ada, dalam penelitian ini difokuskan terhadap tiga jenis logam berat yang dianggap dominan di perairan Blanakan, yaitu kadmium (Cd), timbal (Pb), dan tembaga (Cu). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan logam berat di kawasan petambakan sylvofishery Blanakan, Subang, Jawa Barat. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari parameter logam berat, yaitu Cd, Cu, Pb dan beberapa parameter fisika-kimia. Disamping itu, dilakukan di perairan antara lain suhu, DO, salinitas, dan pH. Data sekunder yang dipakai adalah data penelitian yang pernah dilakukan di daerah Blanakan, Subang, Jawa Barat dan data penunjang lainnya. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan Mei-Juni 2011 di Hulu Blanakan, tambak, dan muara (Gangga, Ciasem, Blanakan). Selanjutnya sampel logam berat diekstraksi di laboratorium Produktivitas dan iv Lingkungan Perairan Departemen MSP dan analisis logam berat di Laboratorium Kimia Bersama Departemen Kimia. Hasil analisis menunjukkan bahwa logam berat Cu tertinggi terdapat pada daerah Muara Blanakan dan Muara Gangga, yaitu sebesar 2,89 μg/L, yang terendah terdapat pada daerah tambak B sebesar 0,51 μg/L. Sedangkan konsentrasi logam berat Pb tertinggi terdapat pada daerah tambak D sebesar 4,84 μg/L dan yang terendah terdapat pada daerah Muara Blanakan sebesar 0,42 μg/L. Untuk logam berat Cd tertinggi terdapat pada daerah Muara Ciasem sebesar 0,51 μg/L dan yang terendah terdapat pada daerah Tambak C sebesar 0,18 μg/L. Konsentrasi logam berat Cd, Pb, dan Cu secara umum masih dibawah baku mutu yang telah ditetapkan dalam KEPMEN LH No.51 Tahun 2004, dan belum bersifat membahayakan bagi lingkungan (akut), namun kandungan logam berat tersebut jika terus menerus berada dalam perairan dalam waktu yang lama dikhawatirkan akan terjadi akumulasi, baik dalam sedimen maupun dalam biota perairan, dan akan dapat membahayakan kehidupan biota perairan tersebut dan juga bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Untuk itu dalam suatu peraiaran seperti perairan Blanakan tersebut, dalam pemanfaatannya untuk kegiatan budidaya perikanan perlu dilakukan tindakan preventif dengan pembuatan tandon sebelum air masuk ke tambak untuk mengurangi konsentrasi logam berat yang ada ataupun dengan penerapan penanaman mangrove di setiap tambak. Dengan demikian akan lebih menjamin kesuksesan kegiatan budidaya perikanan dan juga produk budidayanya akan lebih aman dikonsumsi