Studi Bioekologi Habitat Siput Gonggong (Strombus turturella) di Desa Bakit, Teluk Klabat, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Date
2012Author
Utami, Dersy Kardova
Yulianda, Fredinan
Wardiatno, Yusli
Metadata
Show full item recordAbstract
Siput gonggong (Strombus turturella) merupakan salah satu gastropoda dalam famili Strombidae yang banyak ditemukan di perairan dangkal ataupun pasir berlumpur dan banyak dimanfaatkan untuk konsumsi dan dijual. Saat ini permintaan akan daging siput gonggong meningkat dan adanya aktivitas penambangan timah di sekitar wilayah tersebut berpotensi merusak habitat dan menurunkan populasi siput gonggong di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi bioekologi siput gonggong di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat bagi pengelolaan populasi siput gonggong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011 di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penentuan lokasi berdasarkan informasi nelayan yang biasa menangkap dan mengumpulkan siput gonggong. Pengambilan contoh siput gonggong dilakukan dengan transek 1x1 m2 yang peletakkannya berdasarkan penarikkan contoh secara acak sistematik. Analisis data yang digunakan meliputi tipologi substrat, kepadatan, pola sebaran jenis yang dilakukan dengan persamaan densitas dan Indeks Sebaran Morisita, distribusi frekuensi panjang, hubungan panjang cangkang dan bobot total, serta nisbah kelamin. Kualitas perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat memiliki kondisi fisika dan kimia perairan relatif masih cukup baik dengan suhu perairan berkisar antara 28- 29,7 °C, salinitas berkisar antara 31,0-33,0 ‰, derajat keasaman (pH) berkisar antara 7-8, oksigen terlarut (DO) berkisar antara 5,26-6,67 mg/l, Total Padatan Tersuspensi (TSS) berkisar antara 7-33 mg/l, kekeruhan berkisar antara 2,5-10 NTU, kandungan logam Pb dalam air berkisar antara 0,000-0,012 mg/l, dan substrat berupa pasir hingga pasir berlempung. Pola sebaran siput gonggong adalah mengelompok dengan kepadatan siput gonggong berkisar antara 14-23 ind/20 m2. Ukuran siput gonggong secara keseluruhan berkisar antara 46,80-60,95 mm dengan modus frekuensi panjang pada ukuran 52,11-53,87 mm pada betina dan ukuran 50,34-52,10 mm pada jantan. Rasio kelamin siput antara jantan dan betina adalah ideal. Pola pertumbuhan total siput gonggong dilokasi penelitian menunjukkan pola pertumbuhan allometrik negatif, dimana individu siput gonggong yang ditemukan cenderung memanjang dengan persamaan pertumbuhan W=0,006 L2,076. Strategi pengelolaan siput gonggong di perairan Pantai Belembang, Teluk Klabat antara lain adalah peningkatan kualitas perairan dan substrat dengan mengatur frekuensi penambangan timah yang limbahnya berpotensi menutupi substrat tempat hidup siput gonggong. Selain itu membuat instalasi pengolahan limbah timah untuk mencegah beban pencemar yang masuk ke perairan. Pengadaaan penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak menangkap siput gonggong yang berukuran lebih dari 53,87 mm, sehingga dapat memberikan kesempatan siput untuk memijah dan berkembangbiak. Mengadakan pergiliran pemungutan siput gonggong berdasarkan tempat pada waktu surut yang berlainan.