Show simple item record

dc.contributor.advisorJunaedi,Ahmad
dc.contributor.advisorYahya, Sudirman
dc.contributor.authorFransedo, Azdy
dc.date.accessioned2012-03-30T07:34:24Z
dc.date.available2012-03-30T07:34:24Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53980
dc.description.abstractFrond is photosynthesis organ for oil palm tree. In oil palm plantation, this Setting of frond is known as canopy management. In this time, setting of frond which is done in oil palm plantation is based on standard in the plantation. However, until this time, there is no appropriate guidance related with this canopy management, for example how many frond number should be maintain on different varieties, different season and different oil palm age in order to get optimum photosynthetic capacity and yield. This research aims to study the effect of number of frond which setted in two varieties and age of oil palm tree to production of that oil palm tree. This research consist of 4 locations set (block) with different variety and different age. The variety and age of oil palm in each locations (blocks) is Marihat 2005, Marihat 1996, Costarica 2003, and Costarica 2001. The finding of this research is treatment in number of frond has not shown significant effect to each variable. However in variety of Costarica 2003 location set, shown that treatment number of frond give significant effect to variable of production. This is shown by treatment of frond F which is plants with 49-56 of frond in begining of rainy season, 41-48 of frond in top of rainy season until begining of dry season, and 41-48 of frond while dry season, gave the best result in weight of fresh fruit bunch (FFB) oil palm which is 2227.6 kg/hektar/month.en
dc.description.abstractPelepah merupakan organ fotosintesis pada tanaman kelapa sawit. Pada perkebunan kelapa sawit, pengaturan jumlah pelepah disebut juga dengan pengelolaan tajuk. Pengaturan jumlah pelepah yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit selama ini hanya berdasarkan pada standar yang ditetapkan oleh perkebunan. Namun hingga saat ini belum ada petunjuk pasti berhubungan dengan pengelolaan tajuk ini, misalnya berapa banyak jumlah pelepah yang harus dipertahankan pada varietas yang berbeda, musim yang berbeda dan umur tanam yang berbeda untuk mendapatkan kapasitas fotosintesis dan hasil yang optimum. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pengaturan jumlah pelepah terhadap produksi tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT. Sawit Asahan Indah, Grup Astra Agro Lestari, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, yang memiliki jenis tanah mineral. Percobaan terdiri atas 4 set lokasi (blok) dengan varietas dan umur tanam yang berbeda, yaitu blok F6 (varietas Marihat tahun tanam 2005), blok G19 (varietas Marihat tahun tanam 1996), blok F6-7 (varietas Costarica 2003) dan blok I21 (varietas Costarica 2001). Pada setiap lokasi digunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor perlakuan yaitu jumlah pelepah yang dipertahankan. Perlakuan jumlah pelepah yang diberikan merupakan kombinasi dari jumlah pelepah yang ditinggalkan pada tanaman yaitu 41-48 (I) dan 49-56 (II) dan periode musim dalam setahun yang dibagi ke dalam 3 bagian yakni awal musim hujan sampai puncak hujan (Oktober-Desember), puncak hujan sampai awal musim kemarau (Januari-April), dan selama musim kemarau (Mei-Agustus). Dengan demikianperlakuan jumlah pelepah terdiri atas 6 taraf perlakuan: I-I-I (A), I-I-II (B), I-II-II (C), II-II-II (D), II-II-I (E), II-I-I (F). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jumlah pelepah belum memberikan pengaruh nyata terhadap peubah yang diamati. Namun pada set iii percobaan varietas Costarica 2003, terlihat adanya kecenderungan perlakuan pelepah memberikan pengaruh nyata terhadap peubah yang diamati. Hal ini diperlihatkan oleh Perlakuan F (49-56 di awal musim hujan, 41-48 di puncak hujan sampai awal musim kemarau, 41-48 selama musim kemarau) menunjukkan pengaruh nyata dan merupakan perlakuan terbaik dalam menghasilkan bobot TBS tertinggi yaitu 2227.6 kg/ha/bulan. Hal yang tidak berbeda juga diperlihatkan pada set percobaan varietas Costarica 2001, walaupun tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan perlakuan C (41-48 pelepah di awal musim hujan, pada puncak hujan, dan selama musim kemarau) yang menghasilkan bobot TBS 1445.6 kg/ha/bulan, perlakuan F (49-56 di awal musim hujan, 41-48 di puncak hujan sampai awal musim kemarau, 41-48 selama musim kemarau) juga menghasilkan bobot TBS yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan pelepah lainnya dengan menghasilkan bobot TBS 1427.9 kg/ha/bulan.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaturan Jumlah Pelepah untuk Kapasitas Produksi Optimum Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.).en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record