Show simple item record

dc.contributor.advisorSoewardi, Kadarwan
dc.contributor.advisorMashar, Ali
dc.contributor.authorSuryaperdana, Yoga
dc.date.accessioned2012-03-22 07:56:05.455
dc.date.available2012-03-22 07:56:05.455
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53861
dc.description.abstractMangroves create unique ecological envi ronments that host rich assemblages of species. The muddy or sandy sediment of the mangal are home to a variety of epibenthic,infaunal, and melofaunal invertebrates. Channel within the mangal support communities of phytoplankton, zooplanktin and fish. Mangrove forest is a natural resource that plays the double, both of economic and ecological aspects. One of the utilization of mangrove forests are Silvofishery, which provides a combination of shrimp pond with mangrove vegetation. Silvofisheries represent an integrated approach to the conservation and utilization of which mangrove resources maintain a relatively high level of integrity in the mangrove area while capitalizing on the economic benefits of brackishwater aquaculture. This research aims to assess environmental conditions of mangrove ecosystem condition and its relation to the production of farmed shrimp and milkfish production and nature shrimp production in the silvofishery area Blanakan, Subang, West Java. And to see the relationships between the mangroves with the production of fisheries then analysed by the method of regression analysis. An attempt has been made to relate the surface areas of mangrove and the commercial shrimp production in those areas and adjacent waters in Indonesia. A significant linear relationship ( α = 0.05) was obtained between these two variables as expressed in an equation : y = 3.783 x +23.13 , with r2 value of 90.2% where Y is kg the non farming production (natural shrimp) and X is the mangrove surface. This elationship indicates that the shrimp production increases with the size of the mangrove area implying that any reduction of the tidal forests, purposes will cause a decrease in shrimp yield. Meanwhile, the result of regression analysis between the surface areas of ma ngrove with farming production (shrimp and milkfish) obtained the equation y = 0, 819x 235.3 with a value of r2 = 30.5%. The existence of mangrove can affect environmental conditions, the content of chlorophyll-a relatively higher, stable pH, and DO relatively better. Meanwhile, farming production (shrimp and milkfish) showed the uncertain condition. Because the success of the production of farmed fish (shrimp and milkfish) is more determined by the management of ponds.en
dc.description.abstractmangrove merupakan sumberdaya alam yang berperan ganda, baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun ekologi. Salah satu pemanfaatan hutan mangrove yang saat ini digunakan pada wilayah Kecamatan Blanakan adalah tambak tumpangsari atau yang dikenal dengan Silvofishery , yang merupakan kombinasi antara tambak dengan vegetasi mangrove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi lingkungan dan kondisi ekosistem mangrove dan hubungannya terhadap produksi tambak ikan bandeng dan produksi udang alam yang ada di kawasan silvofishery Blanakan Subang, Jawa barat. Penelitian ini dilakukan di kawasan pertambakan silvofishery Desa Jayamukti dan Desa Langensari, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung se lama tiga bulan dari bulan April hingga Juni 2011. Data yang dikumpulkan berupa vegetasi mangrove, kualitas perairan, dan produksi ikan (budidaya dan nonbudidaya). Analisis data diamati dengan metoda analisis regresi untuk melihat kedekatan hubunga antara mangrove dengan produksi perikanan. Hasil analisis regresi antara luasan mangrove dengan produksi hasil nonbudidaya didapat persamaan y= 3,783x +23,13 dengan nilai r2 sebesar 90,2% yang artinya nilai produksi budidaya ini dapat dijelaskan oleh luas mangrove sebesar 90,2% dan mempunyai korelasi yang positif sebesar 94,9%. Uji F yang dilakukan pada persamaan regresi dengan tarif nyata 5% menunjukkan bahwa F hitung > F tabel, dimana F hitung sebesar 36,8983 dan F tabel sebesar 0,0037 (Lampiran 4). Hal ini menjelaskan bahwa hubungan antara luasan mangrove dengan produksi perikanan budidaya adalah berbeda nyata, yang berarti bahwa semakin tinggi ukuran mangrove maka makin tinggi pula produksi ikan nonbudidaya. Sementara itu, hasil analisis regresi antara luasan mangrove dengan produksi hasil budidaya didapat persamaan y= 0,819x +235,3 dengan nilai r2 sebesar 30,5% yang artinya nilai produksi budidaya ini dapat dijelaskan oleh luas mangrove sebesar 30,5% dan mempunyai korelasi yang positif sebesar 55,2%. Uji F yang dilakukan pada persamaan regresi dengan tarif nyata 5% menunjukkan bahwa F hitung >F tabel, dimana F hitung sebesar 1,756 dan F tabel sebesar 0,256. Hal ini menjelaskan bahwa hubungan antara luasan mangrove dengan produksi perikanan budidaya adalah berbeda nyata. Kondisi dengan luas penutupan mangrove tertinggi terdapat pada stasiun 6, yaitu tambak tiga Desa Jayamukti, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 7, yaitu pada tambak satu, Desa Langensari.
dc.subjectShrimpen
dc.subjectMilkfishen
dc.subjectSilvofisheryen
dc.subjectMangroveen
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleKeterkaitan lingkungan mangrove terhadap produksi udang dan ikan bandeng di Kawasan Silvofishery Blanakan Subang, Jawa Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record