Analisis Fungsi Produksi Tanaman Kedelai di Pulau Jawa Tahun 2010
Abstract
Kedelai termasuk komoditas strategis di Indonesia. Hal ini dikarenakan kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar karena merupakan sumber bahan baku utama bagi industri tahu, tempe, dan pakan ternak berupa bungkil kacang kedelai. Kebutuhan kedelai dalam negeri cenderung meningkat pada lima tahun terakhir, dan produksi kedelai dalam negeri hanya mampu memenuhi 29-42 persen dari kebutuhan tersebut. Saat ini lebih dari 50 persen kebutuhan kedelai nasional diperoleh dari hasil impor, suatu kondisi yang dapat mengancam kedaulatan pangan Indonesia jika suatu saat negara pengekspor kedelai menghentikan ekspornya. Dalam rencana strategis Kementerian Pertanian (Kementan) dicantumkan bahwa target produksi tersebut diharapkan tercapai dengan adanya kenaikan produksi secara bertahap dari tahun ke tahun mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2010, sasaran produksi kedelai di Pulau Jawa adalah sebesar 780.900 ton. Dalam realisasi di lapangan, catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi kedelai di Pulau Jawa pada tahun 2010 adalah sebesar 633.212 ton. Sehingga bisa disimpulkan angka sasaran produksi kedelai yang telah ditetapkan oleh Kementan tidak tercapai. Dengan terjadinya hal ini maka upaya-upaya peningkatan produksi kedelai harus dilakukan dengan lebih baik lagi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengidentifikasi faktor produksi yang memengaruhi produksi tanaman kedelai di Pulau Jawa, dan mengukur elastisitas output terhadap pemberian input produksi tanaman kedelai. Metode analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas dengan pendekatan model regresi linier Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas panen, benih, pupuk urea, pupuk TSP/SP36, pupuk KCl, dan tenaga kerja merupakan faktor produksi yang secara signifikan memberi pengaruh kepada produksi tanaman kedelai di Pulau Jawa. Berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas dari tanaman kedelai di pulau Jawa tahun 2010 diketahui bahwa untuk faktor produksi luas panen elastisitas produksinya adalah 0,717, benih elastisitas produksinya adalah 0,265, pupuk urea elastisitas produksinya adalah 0,028, pupuk TSP/SP36 elastisitas produksinya adalah 0,022, pupuk KCl elastisitas produksinya adalah 0,043, dan untuk tenaga kerja elastisitas produksinya adalah 0,090. Pertanian tanaman kedelai di pulau Jawa berada dalam skala usaha increasing return to scale, yang berarti setiap penambahan input secara keseluruhan sebesar satu persen diperkirakan akan menghasilkan penambahan output lebih dari satu persen sehingga peningkatan produksi dapat dilakukan dengan upaya penambahan input produksi.