Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed
Perbaikan Kualitas Nutrisi Jagung Menggunakan Mekanisme Fisik dan Fermentasi Rhizopus oligosporus Serta Pemanfaatannya dalam Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dc.contributor.advisor | Utomo, Nur Bambang Priyo | |
dc.contributor.advisor | Setiawati, Mia | |
dc.contributor.author | Samsudin, Reza | |
dc.date.accessioned | 2012-02-15T02:23:43Z | |
dc.date.available | 2012-02-15T02:23:43Z | |
dc.date.issued | 2011 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53305 | |
dc.description.abstract | Growth performance of fish is highly influenced by the quality of feed, which is determined dominantly by the quality of feedstuff. The research was conducted to evaluate both physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus on corn quality and utilization of fermented corn meal by R. oligosporus in feed on the growth of tilapia Oreochromis niloticus. The research containing three steps. First step was using physical mechanism there were soaked, boiled, steamed, and control. The best result from the first step was used in second step, fermented with R. oligosporus. The result was used in third step for biological test. Ten tilapia with 5.0±0.14 g/fish initial body weight were used and stocked in each of fifteen aquaria. The aquaria were equipped with water heater and recirculation system. This research used a complete randomized design with five treatments (0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of fermented corn meal) and three replications. The parameters were specific growth rate, feed consumption, feed conversion ratio, protein efficiency ratio, protein retention, fat retention, phosphorus and calcium retention, hepatosomatic index, survival rate, the digestibility of total feed, protein, phosphorus, and calcium. The result showed at first step that steaming gave the best result to reducing phytic acid and increasing digestibility, second step showed fermentation could increasing phosphorus and calcium, protein content, reducing phytic acid and crude fiber fraction also increasing corn digestibility. The third step result showed that 10-15% fermented corn meal in feed gave the best specific growth rate, feed conversion ratio, protein efficiency ratio, protein retention, and protein digestibility (P<0.05). Fat retention, hepatosomatic index, and survival rate were not significantly different (P>0.05) among treatments. The feed up to 15% fermented corn meal level gave the best growth for tilapia fingerling. | en |
dc.description.abstract | Ketersediaan pakan ikan yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan dengan harga yang terjangkau perlu diperhatikan. Pakan mempengaruhi aspek biologis maupun aspek ekonomis karena biaya produksi terbesar untuk pengadaan pakan. Untuk mencapai hal ini perlu diusahakan peningkatan penggunaan bahan baku lokal asal nabati antara lain jagung. Jagung memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan pakan lain diantaranya diproduksi sepanjang tahun dengan jumlah produksi yang cukup tinggi serta diproduksi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Untuk meningkatkan mutu jagung maka diperlukan pengolahan baik menggunakan proses fisik maupun biologis. Penelitian terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah pengolahan jagung menggunakan mekanisme fisik yaitu perendaman, perebusan dan pengukusan. Parameter yang diamati pada tahap pertama adalah analisis proksimat jagung, analisis fraksi serat kasar, kandungan fosfor dan kalsium, asam fitat, amilosa dan amilopektin, serta nilai kecernaan (kecernaan total, protein, energi, dan bahan). Selanjutnya hasil terbaik tahap pertama digunakan pada tahap kedua. Tahap kedua adalah fermentasi bahan tahap pertama menggunakan Rhizopus oligosporus. Uji pendahuluan tahap kedua adalah penentuan dosis dan lama fermentasi. Tahap kedua fermentasi menggunakan R. oligosporus dengan dosis 109 spora/sel dan masa fermentasi lima hari. Parameter yang diuji pada tahap kedua meliputi analisis proksimat jagung, analisis fraksi serat kasar, kandungan fosfor dan kalsium, asam fitat, serta nilai kecernaan (kecernaan total, protein, energi, dan bahan). Tahap ketiga merupakan uji biologis jagung hasil fermentasi pada ikan nila. Perlakuan yang digunakan yaitu kandungan jagung fermentasi sebesar 0, 5, 10, 15, dan 20% dari total formulasi pakan. Ikan nila dengan bobot awal rata-rata 5,0±0,14 gram/ekor dengan padat penebaran 10 ekor dipelihara pada akuarium bervolume 60 liter. Ikan uji diberi pakan sekenyangnya dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari. Parameter yang diamati meliputi konsumsi pakan, konversi pakan, pertumbuhan spesifik, rasio efisiensi protein, retensi (protein, lemak, fosfor, kalsium), kecernaan (total, protein, fosfor, kalsium, energi), indeks hepatosomatik, gula darah selama 24 jam, glikogen hati, serta tingkat kelangsungan hidup ikan uji. | id |
dc.subject | Physical mechanism | en |
dc.subject | jagung fermentasi | en |
dc.subject | Rhizopus oligosporus | en |
dc.subject | pertumbuhan | en |
dc.subject | ikan nila | en |
dc.title | Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed | en |
dc.title | Perbaikan Kualitas Nutrisi Jagung Menggunakan Mekanisme Fisik dan Fermentasi Rhizopus oligosporus Serta Pemanfaatannya dalam Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) | id |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
MT - Fisheries [3019]