Show simple item record

Efisiensi penyisihan limbah N dan P oleh kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis) sebagai biofilter pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan sistem resirkulasi

dc.contributor.advisorNirmala, Kukuh
dc.contributor.advisorPrihadi, Tri Heru
dc.contributor.authorPuspaningsih, Dewi
dc.date.accessioned2012-02-08T03:08:23Z
dc.date.available2012-02-08T03:08:23Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53259
dc.description.abstractNitrogen (N) and phosphorus (P) are the main end-products of fish loading, and can affect not only the rearing water, but also the environment as a whole. The study aim to determine the optimum density of freshwater clams on removing N and P waste from Tilapia culture using resirculation system. This study used a complete randomized design with four treatments and three replication (A. 0 clam, B. 30 clams, C. 60 clams, D. 90 clams). Parameters measured were waste removal efficiency, retention of N and P by Tilapia and freshwater clam, survival rate and daily growth rate of Tilapia and freshwater clam. The result showed that freshwater clam can be used as biofilter on removing N, P, TOM and TSS waste from Tilapia culture. The optimum density of freshwater clams which can support the survival rate and growth of Tilapia was 60 clams.en
dc.description.abstractPeningkatan jumlah penduduk yang diiringi dengan peningkatan kebutuhan pangan salah satunya protein ikan akan turut memicu perkembangan produksi akuakultur. Produksi ikan nila di Indonesia meningkat dari tahun 2008 sebanyak 102.863 ton menjadi 140.778 ton pada tahun 2009 (KKP 2010). Konsekuensi dari peningkatan kebutuhan konsumsi ikan dewasa ini adalah cenderung dilakukannya budidaya dengan sistem intensif. Dampak negatif dari peningkatan padat tebar dengan diiringi oleh pemberian pakan buatan pada budidaya intensif akan turut pula meningkatkan jumlah buangan limbah yang dihasilkan dari budidaya tersebut, yaitu proses metabolisme seperti urin maupun feses dan sisa pakan yang tidak termakan (Read dan Fernandes 2003). Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air akibat dari akumulasi sisa metabolisme dan sisa pakan, sehingga terjadi penurunan produktivitas kolam budidaya. Di sisi lain, apabila limbah dari aktivitas budidaya tersebut dialirkan langsung ke badan air disekitarnya misalnya sungai ataupun danau dapat menimbulkan eutrofikasi. Limbah akuakultur yang masuk ke lingkungan akuatik terdiri dari nutrien, berbagai macam bahan organik dan anorganik seperti ammonium, fosfor, karbon organik terlarut dan bahan organik (Piedrahita 2003; Sugiura et al. 2006). Menurut Frid dan Dobson (2002), dari 100% pakan yang diberikan hanya sekitar 80% saja yang dikonsumsi, sedangkan sisanya 20% akan terbuang (tidak termakan). Dari 80% yang dikonsumsi, hanya sekitar 25% saja yang diretensi, sedangkan sisanya 10% akan terbuang melalui feses dan 65% akan terekskresi sebagai urin. Pada sistem budidaya intensif ikan nila nutrien yang dikeluarkan sekitar 62 – 73% total N dan 55 – 70% total P terbagi ke dalam bentuk partikel dan terlarut (Li et al. 2001). Limbah N dan P dapat mempengaruhi parameter kualitas air seperti menurunnya konsentrasi kandungan oksigen terlarut, dan meningkatnya konsentrasi karbon dioksida, ammonia, nitrit dan nitrat.id
dc.subjectN and P wasteen
dc.subjectfreshwater clamsen
dc.subjectTilapia cultureen
dc.titleN and P waste removal efficiency by freshwater clams (Pilsbryoconcha exilis) as biofilter on tilapia (Oreochromis niloticus) culture with resirculation system.en
dc.titleEfisiensi penyisihan limbah N dan P oleh kerang air tawar (Pilsbryoconcha exilis) sebagai biofilter pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan sistem resirkulasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record