dc.description.abstract | Sistem pertanian berkelanjutan sangat penting untuk direalisasikan agar tidak terjadi penurunan tingkat produksi hasil pertanian pada masa mendatang. Penurunan produksi tersebut bisa diakibatkan karena menurunnya tingkat kesuburan lahan dari penggunaan bahan-bahan kimia secara terus menerus dan tidak menyertai penambahan bahan organik pada lahan usahatani. Usahatani semi organik menerapkan inovasi pengurangan pemakaian pupuk kimia dan mensubtitusikannya dengan menggunakan pupuk organik, serta membebaskan lahan usahataninya dari pemakaian pestisida kimia. Pada masa mendatang diharapkan penggunaan pupuk kimia ini dapat dilepaskan seutuhnya. Penerapan sistem pertanian semi organik akan ditelaah dengan studi kasus petani Desa Ciburuy dan akan dibandingkan dengan petani anorganik yang beberapa respondennya juga berasal dari Desa Cisalada. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi perbedaan antara usahatani padi semi organik dan anorganik. Tujuan penelitian secara khusus adalah: 1) Menganalisis kelayakan sistem usahatani padi semi organik dan anorganik petani penggarap 2) Mengkaji tingkat biaya dan pendapatan usahatani padi semi organik dan anorganik petani penggarap 3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong petani untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia. Hasil yang diperoleh dalam analisis kelayakan yaitu bahwa usahatani padi semi organik lebih layak dijalankan dibandingkan anorganik karena menghasilkan NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. Total biaya rata-rata per hektar dan per kilogram output per musim tanam usahatani padi semi organik lebih tinggi dibandingkan usahatani padi anorganik, biaya tertinggi untuk kedua usahatani yaitu bagi hasil. Pendapatan rata-rata dan R/C ratio yang dihasilkan menyimpulkan bahwa usahatani padi semi organik akan menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan usahatani padi anorganik, maka usahatani padi semi organik lebih menguntungkan untuk dijalankan. Hasil uji nilai tengah dengan SPSS 16 pada pendapatan usahatani padi semi organik dan anorganik menyatakan bahwa pendapatan kedua usahatani berbeda nyata secara statistik. Analisis regresi logistik mengenai faktor-faktor yang mendorong petani untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia diperoleh hasil bahwa yang secara nyata mempengaruhi keputusan adalah informasi pada taraf nyata lima persen. Sedangkan, variabel yang tidak signifikan yaitu pendidikan, luas lahan, umur, pendapatan dan biaya pupuk. Usahatani semi organik dan sistem usahatani lainnya yang ramah lingkungan lebih disarankan untuk dilakukan karena dapat mengkonservasi lahan pertanian dan akan berdampak pada perbaikan produktivitas pertanian. Koordinasi antara pihak terkait baik petani, pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan untuk mempermudah pencapaian tujuan sistem pertanian yang berkelanjutan. | en |