Growth Analyze of Soybean (Glycine max (L.) Merr.) Under Shade Stress Condition
Analisis Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) Di Bawah Cekaman Naungan
Abstract
The purpose of this research was to study the growth analyze of two varieties soybean under shade condition. This research was conducted in controlled condition of green house at IPB garden experiment, Leuwikopo, Dramaga, Bogor on March until June 2011. The experiment was arranged in Split Plot Design by two factors and three replications, with the levels of second factors nested under the levels of first factors. The first factor is shade consist of N0=nonshade (under full sunlight) and N50=50% shade. The second factors is two varieties consist of G1=Godek (shade sensitive) and G2=Ceneng (shade tolerant). The 50% shading was made artificially using black plastic paranet with 50% light transmitted. Agronomic characters measured were: plant height, total leaves, and time of flowering. Physiological characters measured were chlorophylls content (chl a, chl b, and ratio chl a/b). Growth analyze measured were Leaf Area Index (LAI), Net Assimilation Rate (NAR), Leaf Area Ratio (LAR), and Relative Growth Rate (RGR). The result of research indicated that Ceneng has a higher plant height, low of total leaves, faster time of flowering, higher of chl a, chl b, lower ratio of chl a/b, higer LAI, LAR, and lower NAR, RGR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan (50%) terhadap pertumbuhan dua varietas kedelai (Glycine max (L.) Merr.) melalui peubah-peubah analisis pertumbuhan tanaman. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juni 2011 di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi Benih, Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Analisis Tanah Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Cimanggu, Bogor dan analisis klorofil dilakukan di Laboratorium Plant Analysis and Chromatography, Departemen Agronomi dan Hortikultura, FAPERTA, IPB. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi menggunakan tiga ulangan dengan anak petak tersarang pada petak utama dengan tiga ulangan. Penelitian ini terdiri dari dua faktor, yang pertama adalah petak utama berupa intensitas cahaya yang diatur menggunakan naungan paranet, yang terdiri dari dua tingkat naungan (N0=0% (tanpa naungan) dan N50=50% (dengan naungan paranet 50%)) dan faktor kedua adalah dua varietas kedelai (G1=genotipe peka naungan (Godek) dan G2=genotipe toleran naungan (Ceneng)) sebagai anak petak, sehingga terdapat 12 satuan percobaan. Untuk mengetahui pengaruh nyata akibat intensitas cahaya rendah dan genotipe kedelai data dianalisa dengan menggunakan uji F. Uji lanjut dilakukan bila pengaruh perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur dengan uji DMRT pada taraf kesalahan 5%. Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi; karakter agronomi (tinggi tanaman, jumlah daun trifoliat dan umur berbunga), pengamatan analisis pertumbuhan (Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Laju Asimilasi Neto (Net Assimilation Rate), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Rate), dan Luas Daun Spesifik (Specific Leaf Area)), pengamatan karakter fisiologi (kandungan klorofil a, klorofil b, dan rasio klorofil a/b) dan berat kering tanaman (biomassa). Data iklim mikro di lokasi penelitian meliputi suhu rata-rata selama penelitan sekitar 33.90C, kelembaban relatif sekitar 65%. Daya kecambah benih dari kedua genotipe kurang dari 80% sehingga penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST untuk mempertahankan populasi. Hama yang dijumpai diantaranya adalah belalang, dan kutu putih. Tidak ada penyakit yang dijumpai pada saat penelitian. Pengendalian hama belalang menggunakan insektisida kontak Decis 25EC dengan dosis 0.5 ml/l. Gulma yang dijumpai saat pelaksanaan penelitian diantaranya adalah Mimosa pudica, Boreria Laevis, Phyllantus niruri, Oxlalis barerieli. Pengendalian gulma dilakukan secara manual seminggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan sebesar 50% mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai untuk kedua genotipe. Naungan 50% meningkatkan tinggi tanaman, menurunkan jumlah daun trifoliat, mempercepat waktu pembungaan, meningkatkan jumlah klorofil a dan b, menurunkan rasio klorofil a/b, meningkatkan Indeks Luas Daun, menurunkan Laju Asimilasi Bersih, meningkatkan Nisbah Luas Daun, menurunkan Laju Pertumbuhan Relatif, meningkatkan Luas Daun Spesifik, menurunkan berat kering total tanaman dan berat polong. Pada kondisi naungan 50% genotipe Ceneng memiliki penurunan biomassa lebih sedikit jika dibandingkan dengan genotipe Godek. Genotipe Ceneng memiliki berat total biomassa yang lebih besar jika dibandingkan dengan genotipe Godek. Berat kering akar, batang, berat polong yang lebih besar dan berat kering daun lebih rendah jika dibandingkan dengan genotipe Godek.