Masculinization of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) By Immersion Technique in Purwoceng (Pimpinella alpina) Extract
Maskulinisasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Melalui Perendaman Dalam Ekstrak Purwoceng (Pimpinella alpina)
| dc.contributor.advisor | Junior, Muhammad Zairin | |
| dc.contributor.advisor | Arfah, Harton | |
| dc.contributor.author | Putra, Safrizal | |
| dc.date.accessioned | 2011-12-19T01:41:48Z | |
| dc.date.available | 2011-12-19T01:41:48Z | |
| dc.date.issued | 2011 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52627 | |
| dc.description.abstract | Masculinization of in nile tilapia is very important in controlling reproduction and obtaining gender that have faster growth. Synthetic steroids which are commonly used to masculinize but has potential hazards and not recommended for aquaculture. The use of natural product is a potential alternative to be explored, especially from plant. The objective of this study was to determine the effect of immersion nile tilapia larval in extract of purwoceng in masculinizing nile tilapia. Doses used in this study are 10, 20, 30 mg/l of purwoceng extract with two control groups those are using 500 μg/l 17α-methiltestesterone and no immersion in purwoceng extract. Exposing 8h on 4 and 7 days post-hatching in extract of purwoceng and 17α-metiltestesterone, resulted in significantly skewed sex ratio of 73,3% males by immersion in 20 mg/l. Synthetic androgen, 17α-methiltestesterone gave better result than extract of purwoceng in this study. Further study on extract of purwoceng is needed to observe the best limit of short-time immersion and to find the best result in sex ratio. | en |
| dc.description.abstract | Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan ekonomis tinggi yang telah lama dikenal oleh masyarakat dan telah dibudidayakan secara masal. Ikan nila sangat cepat mencapai kedewasaannya sehingga asupan energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan dalam bentuk daging dan pertambahan biomasa digunakan sebagai perkembangbiakannya. Budidaya monoseks menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini karena memungkinkan ikan tumbuh seragam, dapat mencapai ukura besar, tidak bereproduksi liar di kolam budidaya dan mengurangi tingkah laku keinginan seksual. Budidaya monoseks telah terbukti efisien dalam memproduksi ikan nila dan dapat memperbaiki pertumbuhan biomassa ikan nila. Salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan ikan monoseks jantan adalah dengan menggunakan hormon androgen. Hormon yang telah umum dipakai untuk jantanisasi adalah 17α-metiltestesteron (17α-MT). Namun saat ini penggunaan MT telah dibatasi karena dikhawatirkan meninggalkan residu, baik di ikan maupun di perairan. Oleh karena itu, perlu dicari bahan alternatif yang lebih aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan. | id |
| dc.subject | masculinization | en |
| dc.subject | nile tilapia (Oreochromis niloticus) | en |
| dc.subject | exstract of purwoceng (Pimpinella alpina) | en |
| dc.title | Masculinization of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) By Immersion Technique in Purwoceng (Pimpinella alpina) Extract | en |
| dc.title | Maskulinisasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Melalui Perendaman Dalam Ekstrak Purwoceng (Pimpinella alpina) | id |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
MT - Fisheries [3203]










