Show simple item record

dc.contributor.advisorFauzi, Akhmad
dc.contributor.advisorNababan, Benny Osta
dc.contributor.authorWikaniati
dc.date.accessioned2011-12-14T05:28:12Z
dc.date.available2011-12-14T05:28:12Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52469
dc.description.abstractTPI Wonokerto merupakan salah satu tempat pelelangan ikan di Kabupaten Pekalongan dengan hasil tangkapan dominan adalah ikan petek, kuniran, dan ikan teri nasi. Penelitian ini mengkaji bagaimana pengaruh subsidi perikanan, khususnya solar di TPI Wonokerto terhadap kelestarian sumberdaya ikan teri nasi dan pendapatan nelayan payang gemplo. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bioekonomi Walter-Hilborn, analisis laju degradasi, dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Analisis kontras juga dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan setelah subsidi solar di TPI Wonokerto. Persamaan Walter-Hilborn yang diperoleh dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) adalah Yt = 0,9180670 - 19,7392972X1t - 0,0001331X2t. Analisis bioekonomi untuk setiap rezim pengelolaan sumberdaya ikan teri nasi menggunakan model Walter-Hilborn menghasilkan parameter biologi, yaitu laju pertumbuhan alami (r) sebesar 0,9180670% per tahun, koefisien kemampuan tangkap (q) sebesar 0,0001331 1/unit effort, dan daya dukung lingkungan (K) sebesar 349,5568075 ton. Parameter ekonomi yang digunakan dalam penelitian adalah harga ikan teri nasi tahunan dan biaya trip nelayan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Pekalongan. Hasil analisis simulasi pengenaan subsidi solar secara langsung menurunkan biaya trip nelayan, sehingga menyebabkan perubahan tingkat effort, hasil tangkapan, dan keuntungan nelayan pada setiap rezim pengelolaan perikanan (MSY, MEY, dan Open Access). Pada rezim pengelolaan Maximum Sustainable Yield (MSY), effort dan hasil tangkapan nelayan tidak mengalami perubahan, yaitu masing-masing sebesar 3.450 trip dan 80,229 ton. Hal ini dikarenakan pada kondisi MSY hanya memperhitungkan aspek biologi tanpa memperhitungkan aspek ekonomi. Pada kondisi Maximum Economic Yield, effort yang digunakan mengalami peningkatan dari 2.322 trip menjadi 2.364 trip dan hasil tangkapan juga meningkat dari 71,651 ton menjadi 72,276 ton. Sedangkan pada kondisi Open Access, effort yang digunakan mengalami peningkatan dari 4.644 trip menjadi 4.728 trip, namun hasil tangkapan mengalami penurunan dari 70,624 ton menjadi 69,227 ton. Keuntungan atau rente ekonomi pada kondisi MSY mengalami peningkatan dari Rp 491.254.534,24 menjadi Rp 525.754.562,79. Pada kondisi MEY rente ekonomi meningkat dari Rp 643.062.563,05 menjadi Rp 666.490.877,51. Sedangkan pada kondisi Open Access keuntungan nelayan tetap sama sebelum dan setelah subsidi solar, yaitu Rp 0,00.en
dc.subjectsubsidi perikanan (solar)en
dc.subjectbioekonomi, ikan teri nasien
dc.subjectpayang gemploen
dc.subjectKabupaten Pekalongan, laju degradasien
dc.subjectpendapatan nelayanen
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Kebijakan Pemberian Subsidi Perikanan (Solar) terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Teri Nasi dan Pendapatan Nelayan Payang Gemplo (Kasus TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record