Show simple item record

dc.contributor.advisorKusumastanto, Tridoyo
dc.contributor.advisorNababan, Benny Osta
dc.contributor.authorBerkademi, Wezia
dc.date.accessioned2011-12-14T05:25:25Z
dc.date.available2011-12-14T05:25:25Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52468
dc.description.abstractIkan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) merupakan jenis ikan endemik yang hidup di perairan Danau Singkarak, Sumatera Barat. Tingkat upaya penangkapan ikan Bilih terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan masyarakat terhadap komoditas perikanan ini. Dorongan ekonomi yang lebih dominan terhadap sumberdaya mengakibatkan terjadinya penurunan produksi dan ukuran tangkapan ikan Bilih di Danau Singkarak setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengelolaan yang tepat terhadap sumberdaya ikan Bilih di Danau Singkarak. Hasil analisis bioekonomi berdasarkan fungsi logistik dengan pendekatan Clark, Yoshimoto, dan Pooley (CYP) diperoleh kondisi optimal nilai biomassa (x) 2.245,92 ton/tahun, hasil tangkapan lestari (h) 953,24 ton/tahun, dan effort (E) nelayan sebesar 630,40 unit standar alat tangkap/tahun sehingga diperoleh rente ekonomi sebesar Rp 10.196.741.207,25 per tahun. Berdasarkan hasil perhitungan laju degradasi dan depresiasi, sumberdaya ikan Bilih di Danau Singkarak saat ini secara rata-rata belum mengalami degradasi dan depresiasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien laju degradasi dan depresiasi yaitu berturut-turut 0,316516 dan 0,3165440. Namun pada tahun 2005 diduga telah terjadi degradasi dan depresiasi dengan nilai koefisien berturut-turut 0,449032 dan 0,449125. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dengan alat tangkap jaring langli adalah pengalaman dan hasil tangkapan. Pendapatan nelayan dengan alat tangkap alahan dipengaruhi oleh faktor umur, pengalaman dan hasil tangkapan, sedangkan untuk nelayan dengan alat tangkap jala dipengaruhi oleh faktor jarak dan hasil tangkapan. Hasil analisis korelasi diketahui persepsi nelayan langli berhubungan nyata dengan aturan, pendapatan, tanggungan, pendidikan, dan jarak. Persepsi nelayan alahan berhubungan nyata dengan aturan, pendapatan, tanggungan, dan pendidikan. Persepsi nelayan jala berhubungan nyata dengan aturan, pendapatan, umur, dan pengalaman. Berdasarkan hasil analisis bioekonomi dan pendapatan maka diduga telah terjadi biological overfishing dan economic overfishing pada sumberdaya ikan Bilih di perairan Danau Singkarak. Kondisi ini menjadi acuan pentingnya pengelolaan terhadap sumberdaya ini. Pengelolaan dapat diarahkan pada kondisi MSY dengan mengurangi effort sebesar 258 unit langli, 23 unit alahan, dan 70,82 unit jala dengan pertimbangan penyerapan tenaga kerja yang lebih besar dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya. Hasil analisis persepsi nelayan menunjukkan kebijakan ini harus didukung oleh aturan/regulasi yang jelas serta pengawasan dari semua pihak.en
dc.subjectPengelolaan, ikan Bilihen
dc.subjectbiological overfishingen
dc.subjecteconomic overfishingen
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengelolaan Sumberdaya Ikan Bilih (Mystacoleucus padangenesis Blkr) di Danau Singkarak, Sumatera Barat.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record