Show simple item record

dc.contributor.advisorManurung, Djisman
dc.contributor.advisorArhatin, Risti Endriani
dc.contributor.authorFauzia, Hanum Khrisna
dc.date.accessioned2011-11-09T02:58:42Z
dc.date.available2011-11-09T02:58:42Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51673
dc.description.abstractFenomena Indian Ocean Dipole Mode (IODM) ditemukan pertama kali oleh para peneliti yang tergabung dalam Climate Variations Research Program (CVRP) dari Frontier Research Center for global Change (FRCGC). Fenomena IODM dapat diidentifikasikan dengan menggunakan Dipole Mode Index (DMI). Jika DMI bernilai positif, SPL di Samudera Hindia bagian timur menjadi rendah dan sebaliknya terjadi di Samudera Hindia bagian barat. Sedangkan, jika SPL di Samudera Hindia bagian timur menjadi tinggi dan sebaliknya terjadi Samudera Hindia bagian barat maka DMI akan bernilai negatif. Berdasarkan nilai DMI tersebut, IODM dibagi menjadi dua fase yakni IODM positif dan IODM negatif yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadi upwelling di pantai barat Sumatera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran klorofil-a secara spasial. Serta mengetahui seberapa jauh pengaruh IODM terhadap pola sebaran klorofil-a di perairan barat Sumatera.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaruh fenomena iodm terhadap pola penyebaran klorofil di perairan barat sumateraen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record