Show simple item record

dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.authorPermata, Riska Dewi
dc.date.accessioned2011-10-24T06:28:28Z
dc.date.available2011-10-24T06:28:28Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51300
dc.description.abstractIsu globalisasi sering diperbincangkan selama dua dekade terakhir ini. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak negatif bagi negara yang tidak mampu bersaing. Pasca Perang Dunia II, banyak negara yang menjalin kerjasama regional dan mengarah pada terciptanya globalisasi untuk meningkatkan daya saing kawasan integrasi ekonomi dengan perekonomian global. European Union telah menjadi kawasan integrasi ekonomi yang berhasil dan mendorong kawasan ASEAN untuk menciptakan kerjasama ekonomi yang lebih tinggi dengan konsep yang berbeda. ASEAN akan merealisasikan ASEAN Economic Community (AEC)-MEA pada tahun 2015 yang merupakan bentuk integrasi ekonomi lebih kompleks. ASEAN juga melakukan pertemuan dengan enam negara Asia Timur lain di Cebu pada tanggal 15 Januari 2007, dan membentuk kesepakatan adanya Comprehensive Economic Partnership in East Asia (CEPEA) yang dikenal dengan sebutan ASEAN+6. Enam negara lain tersebut adalah China, Jepang, Korea, Australia, India dan New Zealand. Integrasi ekonomi memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara Namun, bagi negara yang tidak mampu bersaing, integrasi ekonomi hanya akan menciptakan divergensi pertumbuhan ekonomi.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleFaktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN+6: pendekatan data panelen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record