Show simple item record

dc.contributor.authorMulyana, Erik
dc.date.accessioned2011-09-08T01:45:16Z
dc.date.available2011-09-08T01:45:16Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49857
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kain kassa dan serat nilon sebagai pembungkus bahan oksidator etilen serta bobot bahan oksidator etilen (tanah liat + KMnO4) yang tepat untuk penyimpanan pascapanen pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group). Penelitian dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari 2011 sampai Maret 2011 yang dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas tujuh perlakuan yaitu P1: Kontrol (tanpa bahan pembungkus dan tanpa bahan oksidator etilen); P2: Kain kassa + 30 g bahan oksidator etilen (27.75 g tanah liat + 2.25 g KMnO4); P3: Kain kassa + 60 g bahan oksidator etilen (55.5 g tanah liat + 4.5 g KMnO4); P4: Kain kassa + 90 g bahan oksidator etilen (83.25 g tanah liat + 6.75 g KMnO4); P5: Serat nilon + 30 g bahan oksidator etilen (27.75 g tanah liat + 2.25 g KMnO4); P6: Serat nilon + 60 g bahan oksidator etilen (55.5 g tanah liat + 4.5 g KMnO4); P7: Serat nilon + 90 g bahan oksidator etilen (83.25 g tanah liat + 6.75 g KMnO4). Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan, sehingga terdapat 21 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan menggunakan dua kali setengah sisir pisang. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang 27-300C, RH 90-95% selama 21 hari setelah perlakuan (HSP). Peubah yang diamati meliputi: pengamatan non destruktif berupa umur simpan, susut bobot buah, dan pengukuran indeks skala warna kulit buah dilakukan pada 3, 6, 9, 12, 15, 18 dan 21 hari setelah perlakuan (HSP), sedangkan pengamatan destruktif berupa pengukuran kekerasan kulit buah, rasio daging buah dengan kulit buah, padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), dan kandungan vitamin C yang dilakukan pada 6, 12, dan 18 HSP. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa daya simpan buah terlama (14 hari penyimpanan) diperoleh pada perlakuan 2.25 g KMnO4 dalam serat nilon (P5) dan masih layak dikonsumsi, namun tidak terdapat perbedaan nyata dengan perlakuan 6.75 g KMnO4 dalam kain kassa (P4) dan 4.50 g KMnO4 dalam kain kassa (P3). Buah pisang dengan perlakuan kontrol (tanpa oksidator etilen) (P1) dan perlakuan 6.75 g KMnO4 dalam serat nilon (P7) tidak layak untuk konsumsi 9 hari penyimpanan. Perlakuan pembungkus bahan oksidator etilen (tanah liat + KMnO4) dapat menurunkan susut bobot buah pisang pada 3, 6, 9 dan 12 HSP. Setelah 12 hari penyimpanan, dari tiga perlakuan yang masih bertahan, perlakuan 2.25 g KMnO4 dalam serat nilon (P5) menunjukkan susut bobot yang terkecil. Perlakuan pembungkus bahan oksidator etilen tidak mempengaruhi indeks skala warna kulit buah, rasio daging buah dengan kulit buah, bagian buah yang dapat dimakan (edible part), kekerasan kulit buah, PTT, ATT kecuali pada 12 HSP, rasio PTT dengan ATT kecuali pada 12 HSP, dan kandungan vitamin C. Perlakuan oksidator etilen dengan kedua macam bahan pembungkus dapat meningkatkan daya simpan buah 5 hari lebih lama dibandingkan kontrol. Dengan demikian penggunaan bahan pembungkus serat nilon dengan 30 g bahan oksidator etilen dapat direkomendasikan untuk digunakan dalam penyimpanan buah pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group).en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Pembungkus Bahan Oksidator Etilen Dalam Penyimpanan Pascapanen Pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record