Mikroenkapsulasi minyak atsiri jahe merah dengan penyalut kitosan
Abstract
Jahe merah (Zingiber ofjicitlale Rosc.) memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis jahe Iainnya karena kandungan senyawa gingerolnya yang lebih banyak daripada jenis lain. Naxnun karena sifatnya yang mudah menguap, perlu dicari bahan penyalutnya. Salah satu caranya ialah rnenggunakan kitosan karena sifatnya yang tidak beracun dm mudah terurai. Kitosan murni dilarutkan dalam larutan asam asetat 1% rnenjadi larutan kitosan 4% yang kemudian ditambahkan minyak atsiri jahe merah. Suspensi tersebut dibuat rnenjadi tiga jenis dengan nisbah kitosan-minyak atsiri 1 : I , 1 :2, dan I :3. Ketiga suspensi tersebut kemudian dijadikan mikrokapsul menggunakan alat pengering semprot. Larutan kitosan 4% juga dimasukkan ke alat pengering semprot untuk dijadikan mikrokapsul sebagai kontrol. Berdasarkan visual dan sifat fisiknya, hanya mikrokapsul dengan nisbah 1 :I dan mikrokapsul dengan nisbah 1 :2 yang dapat dianaIisis lebih lanjut. Pengamatan dengan mikroskop eIektron menunjukkan bahwa mikrokapsul tanpa penambahan minyak atsiri memiliki struktur rnorfologi yang kisut. Mikrokapsul dengan nisbah 1:l morfologinya ridak terlalu kisut, narnun bentuk rnikrokapsuInya tidak buIat sempurna. Mikrokapsul dengan nisbah 1 :2 morfoIoginya baik dan tidak kisut. Sebanyak 25 mg mikrokapsul dengan nisbah l: I dan mikrokapsul dengan nisbah 1 :2 masingmasing dilarutkan dalam larutan asam asetat 1% dan cuplikannya dianalisis menggunakan alat kromatografi cair kinerja tinggi untuk mengetahui bobot minyak terkandung dengan ginger01 sebagai standar. Dari hasil kromatogram didapatkan bobot minyak atsiri dalarn mikrokapsul dengan nisbah kitosan-minyak atsiri 1 :2 mengalami penyusutan bobot minyak atsiri 54,02% dan nilai ini lebih baik dibandingkan penyusutan bobot minyak atsiri pada mikrokapsul dengan nisbah 1 : 1 sebesar 75,98%
Collections
- UT - Chemistry [2060]