Trofik level hasil tangkapan berdasarkan alat tangkap yang digunakan nelayan di Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten
Abstract
Trofik level adalah posisi suatu organisme dalam jaring makanan. Sumberdaya ikan sering dibedakan pada selang trofik level yang berbeda. Oleh karena itu, menjadi pertanyaan penting apakah spesies ikan yang ditangkap pada trofik level berhubungan dengan jenis alat tangkap yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan status perikanan tangkap di Bojonegara, Kabupaten Serang; (2) mengetahui komposisi hasil tangkapan nelayan menurut jenis alat tangkap dan trofik levelnya; dan (3) memahami dampak penggunaan suatu alat tangkap terhadap ekosistem. Metode yang digunakan adalah deskriptif survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis alat tangkap utama yang digunakan nelayan di Bojonegara adalah payang, payang ampera, payang bondet, jaring insang dan pancing. Jenis tangkapan utama masing-masing dari alat tangkap tersebut adalah ikan teri nasi (Stolephorus commersonnii), lemuru (Sardinella longiceps), belanak (Valamugil speigleri), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) dan tenggiri (Scomberomorus commerson). Ukuran rata-rata panjang total jenis ikan hasil tangkapan utama masing-masing alat tangkap tersebut adalah teri nasi (3,4 ± 0,2 cm), lemuru (16,6 ± 0,5 cm), belanak (17,7± 1,0 cm), kembung lelaki (18,2 ± 0,7 cm) dan tenggiri (56,1 ± 6,2 cm). Berat rata-rata hasil tangkapan utama masing-masing jenis ikan tersebut adalah lemuru (43,8 ± 10,7 gram), belanak (63,0 ± 10,8 gram), kembung lelaki (57,0 ± 9,2 gram) dan tenggiri (1085,5 ± 223,8 gram). Trofik level yang ditangkap didominasi oleh jenis omnivora yang cenderung pemakan hewan (zooplankton) (TL3 yaitu 2,9 - 3,7), seperti ikan kembung dan teri nasi. Sebagian besar hasil tangkapan utama nelayan berada di bawah ukuran standar tangkap menurut indikator length at first maturity sehingga dalam jangka panjang berpotensi mengganggu keberlanjutan sumberdaya ikan di Teluk Banten.