dc.description.abstract | Keberadaan tanaman singkong di Indonesia sangat melimpah dan belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Salah satu manfaat singkong yaitu bisa dijadikan bahan baku pembuatan asam laktat melalui proses fermentasi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji potensi singkong sebagai bahan baku untuk produksi asam laktat. Tahap pertama dilakukan analisis kandungan pati pada sampel Tapioka Lampung (TL), Singkong Tanpa Kupas (STK), dan Onggok Tapioka (OT). Selanjutnya dilakukan hidrolisis asam pada sampel tersebut dengan menggunakan HCL 5% pada pH 1,2. Setelah proses hidrolisis dilakukan pengukuran nilai DE (Dextrose Equivalent). Hidrolisat kemudian difermentasikan dengan menggunakan Rhizopus oryzae selama 4 hari pada suhu 30°C dengan kecepatan 250 rpm. Setelah masa fermentasi dilakukan pengukuran kandungan asam laktat. Hasil penelitian menunjukkan, Tapioka Lampung memiliki kandungan pati paling tinggi yakni sebesar 83,10 %, kemudian Singkong Tanpa Kupas (STK) sebesar 71,6 % dan Onggok Tapioka sebesar 55,7 %. Nilai DE pada hasil hidrolisis asam untuk sampel Tapioka Lampung (TL), Singkong Tanpa Kupas (STK) dan Onggok Tapioka masing-masing sebesar 41,70 %, 33,37 % dan 22,30 %. Dari proses fermentasi, kadar asam laktat yang dihasilkan dari sampel Tapioka Lampung (TL), Singkong Tanpa Kupas (STK) dan Onggok Tapioka masingmasing sebesar 60,55 g/l, 18,19 g/l dan 14,82 g/l, sedangkan dari standar glukosa dihasilkan asam laktat sebesar 96,94 g/l. | en |