dc.description.abstract | Keberadaan kromium pada limbah cair penyamakan kulit memerlukan pengolahan agar tidak mencemari lingkungan. Metode pengendapan dengan alkali lebih efektif pada konsentrasi kromium yang tinggi dibandingkan konsentrasi rendah. Konsentrasi kromium hasil pengendapan tersebut masih di atas ambang batas, yaitu 0.6 ppm. Oleh karena itu, kromium pada limbah cair penyamakan kulit diolah dengan menggabungkan metode pengendapan dan penjerapan. Zeolit NaA dan NaY telah dipercaya dapat menjerap kromium dan menurunkan konsentrasinya. Zeolit alam menarik untuk diteliti karena merupakan sumber mineral yang melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum penjerapan zeolit Lampung terhadap kromium trivalen dan menentukan kapasitas jerapan kromium limbah peyamakan kulit pada kondisi optimum. Tahapan penelitian meliputi preparasi zeolit, pencirian zeolit (analisis difraksi sinar-x, penentuan kapasitas tukar kation (KTK), dan luas permukaan zeolit), penjerapan dengan metode lapik tetap (ragam laju alir, konsentrasi influen, dan tinggi lapik), metode tumpak, dan perlakuan limbah penyamakan kulit (penetapan waktu pemeraman endapan, pH, dan penjerapan pada lapik zeolit pada kondisi optimum). Zeolit Lampung termasuk jenis klinoptilolit dengan KTK 89.62 me/100 g dan luas permukaan 37.7768 m2/g. Kondisi optimum kolom pada laju alir 7 mL/menit, konsentrasi influen 20 ppm, dan tinggi lapik 11 cm dengan kapasitas jerapan 1.9748 mg Cr/g zeolit dan efisiensi kolom 54.63%. Metode tumpak menghasilkan kapasitas jerapan 3.0171 mg Cr/g zeolit. Waktu pemeraman endapan dan pH yang digunakan dalam pengendapan limbah, yaitu 4 jam dan pH 9 menghasilkan konsentrasi kromium 16.9326 ppm dan kapasitas jerapan lapik zeolit pada kondisi optimum kolom 0.1848 mg Cr/g zeolit. | en |