Show simple item record

dc.contributor.authorYuniarko, Yunus
dc.date.accessioned2011-05-05T08:14:52Z
dc.date.available2011-05-05T08:14:52Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44979
dc.description.abstractKegiatan magang ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang tenik budidaya maupun manajerial yang diterapkan di kebun, membandingkan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kondisi di lapangan serta meningkatkan kemampuan profesionalisme mahasiswa dalam memahami dan menghayati proses kerja yang nyata, mempelajari pelaksanaan dan manajemen pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit, dan menganalisis permasalahan yang ada dalam pengelolaan pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit. Metode pengumpulan data dilakukan secara langsung (data primer) dan tidak langsung (data sekunder). Data primer dikumpulkan selama melaksanakan kegiatan sebagai KHL, pendamping mandor, dan pendamping asisten divisi dengan cara mencatat seluruh kegiatan teknis dan prestasi kerja karyawan. Selain itu, secara tidak langsung dilakukan pengambilan data sekunder yang berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan, serta data lain yang tersedia di kebun. Selanjutnya, kegiatan magang ditekankan pada pengelolaan pengendalian gulma. Teknik pengendalian gulma di PT JAW dilaksanakan dengan rotasi 2 kali pengendalian secara kimia, sedangkan pengendalian manual pada piringan selektif masih dalam tahap percobaan. Sasaran pengendalian gulma adalah gulma-gulma yang ada di piringan, jalan pikul, gawangan, dan TPH. Gulma di piringan diberantas tuntas untuk menghindari persaingan pemanfaatan sumber daya alam oleh gulma. Gulma di gawangan tidak diberantas tuntas, akan tetapi cukup dikendalikan populasinya agar tidak mengganggu pekerjaan kebun. Herbisida yang digunakan PT JAW adalah herbisida sistemik dengan merk dagang Ally 20 WDG dan Smart 486 AS dan herbisida kontak Gramoxone 276 SL. Bahan aktif ketiga herbisida berturut-turut adalah metil metsulfron, glifosat, dan paraquat. Ally 20 WDG digunakan bersama Gramoxone 276 SL dalam pengendalian SP3TPH dengan dosis 0.4 l/ha, sedangkan Smart 486 AS digunakan pada pengendalian semak (gulma rumput) dan alang-alang. Pengamatan hasil semprot Smart 486 AS menunujukkan bahwa pada 7 MSA, gulma daun lebar sudah tumbuh lagi sedangkan gulma daun sempit masih dalam keadaan mati. Gejala kerusakan alang-alang akibat wiping terjadi pada 2 MSA dengan ditandai tajuk berwarna kekuning-kuningan dan pada 4-6 MSA alang-alang mengalami kematian. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hujan yang terjadi beberapa jam setelah aplikasi herbisida mengurangi kefektifan herbisida terhadap gulma. Rotasi 2 kali pengendalian secara kimia memunculkan masalah pada bulan–bulan akhir rotasi. Pada bulan ketiga atau keempat, populasi gulma sudah meningkat dan menghambat kegiatan kebun.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengelolaan gulma pada perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) tanaman menghasilkan di PT Jambi Agro Wijaya (PTJAW), Bakrie Sumatera Plantation, Sarolangun, Jambien


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record