Kajian pengembangan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat: studi kasus Pulau Sekate, Kota Batam, Prop. Kepulauan Riau
Abstract
Pengambangan kawasan konservasi laut di Kota Batam telah di laksanakan semenjak penetapan Marine Management Area oleh keputusan Walikota Batam pada tahun 2007, sehingga kawasan DPL Pulau Sekate Kelurahan Pulau Abang masuk kedalam kawasan konservasi tersebut dapat terus terjaga potensi sumberdaya pesisir dan laut, khususnya potensi ekosistem terumbu karang. Pemanfaatan ekosistem terumbu karang saat ini terutama sumber perikanan yang penting bagi kehidupan masyarakat setempat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2009 tahun 2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan, disebutkan pada Bab II beberapa kretaria dan jenis kawasan konservasi perairan dalam pengajuan penetapannya berdasarkan beberapa kretaria, yaitu : (1) Kriteria ekologi (2) Kriteria sosial budaya dan, (3) Kriteria ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan dan perubahan kondisi ekosistem terumbu karang sebelum dan sesudah dijadikan DPL, mengkaji nilai ekonomi perikanan karang, mengkaji peran serta masyarakat dalam pengembangan DPL, serta menentukan kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan konservasi terumbu karang secara terpadu dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan manfaat ekosistem terumbu karang di DPL Pulau Sekate Kelurahan Pulau Abang memiliki manfaat langsung seperti perikanan. Nilai Ekonomi Total Kawasan terumbu Karang DPL Pulau Sekate dilihat dari sumberdaya ikannya pada bulan Mei 2009 adalah sebesar Rp. 1,68 milyar, sedangkan Nilai Ekonomi Total adalah Rp 23,44 milyar/hektar/tahun. Kondisi parameter perairan kawasan tersebut juga dapat mendukung untuk pertumbuhan terumbu karang secara alami, sehingga diharapkan tutupan karang hidup dikawasan ini dapat meningkat. Secara visual terjadi penurunan persentase tutupan karang hidup, yaitu sebesar 69,34 % pada studi baseline (t0) tahun 2004 terjadi penurunan sebesar 1,37 % pada monitoring pertama (t1) tahun 2007 menjadi sebesar 67,97, kemudian turun sebesar 14,64 % lagi sampai ke monitoring (t2) pada tahun 2008 menjadi sebesar 53,33 % dan pada hasil penelitian (t3) tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 14,38 % dimana tutupan karang hidup menjadi sebesar 67,71%. Berdasarkan fungsi-fungsi ekosistem kawasan konservasi dan kajian-kajian yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat ditentukan strategi kebijakan berdasarkan : ekologi, ekonomi dan sosial.
Collections
- MT - Fisheries [3011]