Analisis pendapatan usahatani apel Malang, studi kasus di desa Bumiaji dan Bulukerto, kecamatan Bumiaji, Kotif Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Abstract
Komoditas hortikultura dipandang sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru dalam sektor pertanian, karena memiliki potensi pasar yang tinggi. Hal ini didasari oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap komoditas hortikultura di dalam negeri yang diperkirakan meningkat sebesar 10 persen per tahun (Adriansyah, 1997). Peningkatan permintaan tersebut sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan serta peningkatan pendidikan yang mendorong kesadaran gizi masyarakat. Komoditas hortikultura khususnya buah-buahan merupakan potensi pertanian yang perlu mendapat penanganan yang lebih serius. Menurut Tim Peneliti IPB (1996), perkiraan konsumsi buah-buahan penduduk Indonesia selama 20 tahun mendatang akan mencapai 20 juta ton. Apel (Malus sylvester Mill) merupakan salah satu komoditas hortikultura daerah sub--tropik yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan sekarang dan di masa yang akan datang . Peningkatan impor buah apel atau neraca perdagangan yang mengalami defisit terus-menerus selama periode 1994-1998 secara tidak langsung menunjukan bahwa permintaan terhadap buah apel masih tetap tinggi. Di lain pihak para petani apel dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan baik dari segi kuantitas mauplill kualitas. Hal ini mendorong terjadinya persaingan antara apel lokal dan apel impor.