Show simple item record

dc.contributor.authorNugraha, Aksa
dc.date.accessioned2010-05-21T09:07:02Z
dc.date.available2010-05-21T09:07:02Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/24407
dc.description.abstractPangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar, terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan Indonesia dalam jangka panjang. Dengan dicapainya swasembada beras tahun 1984, orientasi pembangunan di bidang pangan berubah dari yang menitikberatkan kepada "single" komoditi menjadi pangan yang beraneka ragam. Program penganekaragaman pangan sudah dicanangkan secm'a resmi dengan Keppres sejak tahun 1974, namun hanya l11enjadi upacara serel110nial belaka. Akibatnya konsul11si beras per kapita terus l11eningkat tak terkendali. Sebagian besar penduduk Indonesia l11engkonsul11si beras sebagai satu-satunya pangan pokok utama. Bila dalal11 10-15 tahun yang akan datang konsul11si beras l11asih seperti saat ini dengan pertal11bahan penduduk sekitar 1.8%, maka Indonesia l11enghadapi kesulitan pangan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis pola konsul11si pangan pokok di Indonesia, (2) menduga model permintaan pangan pokok, dan (3) l11enganalisis karakteristik dari kOl11oditi-komoditi pangan utal11a dalam hubungannya dengan perubahan harga sendiri, harga kOl11oditi lain dan pengeluaran. Data yang digunakan adalah data Badan Pusat Statistik (BPS) Susenas 1999 yang l11encakup tingkat konsul11si dan pengeluaran rUl11ah tangga untuk komoditi pangan beras, jagung, ketela, ubi jalar, kentang dan tepung di seluruh wilayah Indonesia. Pengolahan data dilakukan terhadap seluruh contoh rumah tangga dengan l11elakukan pengelol11pokkan beberapa rumah tangga l11enjadi Primary Sampling Unit. Model pel111intaan AIDS diduga dengan l11etode Ordinary Least Squares (OLS) dan Seemingly Unrelated Regression (SUR) dan kedua l11etode tersebut menggunakan perangkat lunak Statistical Analysis System (SAS). Proporsi pengeluaran pangan masyarakat sebagian besar (89.4%) untuk beras, l11enyusul tepung (2.8%), kentang (2.7%), ketela (2.2%), jagung (1.8%) dan ubi jalar (1.1 %). Dilihat menurut wilayah, terlihat proporsi pengeluaran beras, tepung dan kentang di wilayah perkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan di wilayah pedesaan. Sedangkan pada golongan pendapatan, komoditi beras, jagung dan ubi jalar, terdapat kecenderungan proporsi pengeluaran yang l11enurun dengan meningkatnya tingkat pendapatan l11asyarakat. Beras sal11pai saat ini masih menjadi pangan pokok paling penting bagi penduduk Indonesia dibandingkan del!gan tingkat konsul11si pangan pokok lainnya. Tetjadi pergeseran dari ketela kepada jagung pada periode 1996-1999 sehingga jagung merupakan pangan sUl11ber karbohidrat terpenting setelah beras. Nampak peranan jagung, ketela dan ubi jalar sebagai pangan pokok semakin tergeser dengan meningkatnya pendapatan.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titleDiversifikasi Pangan Pokok di Indonesia: Penerapan Model Almost Ideal Demand System Untuk Permintaan Pangan Pokokid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record