Show simple item record

dc.contributor.authorDjohar, Indra
dc.date.accessioned2010-05-20T03:52:04Z
dc.date.available2010-05-20T03:52:04Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/23816
dc.description.abstractMelalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No 85!Kpts-II11993 tanggal 16 Februari 1993 kawasan Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang lebih dikenal dengan nama Gili Indah ditetapkan sebagai daerah pengembangan wisata, baik wisata bahari, wisata alam maupun wisata ilmiah. Hal ini disebabkan kawasan tersebut memiliki keanekaragaman biota laut yang tinggi. Kawasan Taman Wisata Alam Laut Gili lndah telah lama dikenal sebagai daerah pariwisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Sedikit banyak aktifitas yang dilakukan sebagai akibat dari arus wisatawan akan mengganggu terhadap keberadaan ekosistem terumbu karang yang ada. Oleh karena itu dirasakan perlu adanya suatu kajian terhadap struktur serta kondisi terumbu karang yang ada di kawasan ini dalam rangka membantu menyediakan data dasar dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang di kawasan ini. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus 1997-Bulan September 1997 di TWAL Gili Indah, Lombok Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi seJta struktur komunitas karang batu berdasarkan bentuk morfologi di kawasan Gili Indah, ditinjau dari persentase penutupan karang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam perbaikan sistem pengelolaan ekosistem terumbu karang di kawasan ini. Pembagian stasiun penelitian berdasarkan 4 arah mata angin untuk masing-masing gili. Pengamatan dibagi dua yaitu daerah rataan (Reef l<lat) dan daerah lereng terumbu (Slope) kedalaman 3 meter. Metode yang digunakan untuk pengamatan adalah Metode Transek Garis. Setiap transek garis panjang 20 m, pada setiap stasiun dipasang 3 transek garis (sebagai ulangan) denganjarak disesuaikan yang dianggap dapat mewakili daerah tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, didapatkan nilai parameter fisikakimia : Suhu berkisar antara 25,0°-28,5° C; salinitas 34-36%0; kecerahan 100%; kekeruhan 0,24-0,62 NTU; kecepatan arus 0,02-0,15m!d; DO 5,21-9,37; pH 7,00-8,25; nitrat 0,0523- 0,1180 mg/I; fosfat 0,0084-0,0241 mg!1. Substrat terdiri dari pasir putih 91,30-95,05%; debu 1,75-4,24%; liat 2,76-5,30%. Parameter-parameter fisika-kimia perairan yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai-nilai yang ada masih berada dalam kisaran yang sesual untuk pertumbuhan dan perkembangan karang. Pada bagian lereng persentase penutupan karang batu berkisar antara 35,47-78,85% kelompok biotik lainnya berkisar antara 8,56% - 48,04% dan untuk kelompok abiotik berkisar antara 8,02% - 37,59%. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Gomez dan Yap (1984) terdapat 3 stasiun yang masih memiliki kondisi yang sangat baik yaitu stasiun 2, 6 dan stasiun 11. Sedang kondisi baik ditemukan pada 6 stasi un yaitu stasiun I, 3, 5, 7, 8 dan stasiun 10. Selanjutnya terdapat 3 stasiun dengan kondisi sedang yaitu stasi un 4, 9 dan stasiun 12. Secara keseluruhan hasil pengamatan di daerah rataan menunjukkan kisaran antara 16,35% - 32,73% untuk kelompok karang batu, 10,29% - 14,90% untuk kelompok biotik lainnya dan 54,1% - 72,55% untuk kelompok abiotik. Dari data kelompok karang batu maka hampir semua stasi un yang diamati menunjukkan kondisi yang buruk. Dari 6 stasiun yang diamati hanya 2 stasiun yang masuk dalam kriteria sedang yaitu stasiun 3 dan stasiun 11, sedangkan 4 stasiun lainnya masuk dalam kriteria buruk yaitu stasiun 2, 6, 7 dan stasiun 10. Dari hasil perhitungan Indeks Bray-Curtis pada stasiun pengamatan di daerah lereng terumbu menunjukkan tingkat kesamaan komunitas karang yang diperoleh berkisar antara 54,0 sampai dengan 86,3. Sedangkan untuk daerah rataan terumbu diperoleh tingkat kesamaan yang berkisar antara 65,4 sampai dengan 81,0. Dari hasil perhitungan untuk daerah lereng terumbu setelah dibuat dendogram dan dilakukan pemotongan horisontal pada tingkat kesamaan di atas 70% didapatkan empat kelompok stasi un. Sedangkan Dari hasH dendogram untuk pengelompokan habitat karang di daerah rataan terumbu setelah dilakukan pemotongan horisontal dengan tingkat kesamaan di atas 70% didapatkan dua kelompok habitat karang. Secara umum kondisi karang di daerah lereng masih dapat dikatakan baik bila dibandingkan dengan kondisi karang pada daerah rataan. Secara keseluruhan biota karang yang relatif lebih dominan ditemukan di daerah penelitian baik di daerah lereng maupun di daerah rataan terumbu adalah dari jenis Acropora, yang meliputi ACB, ACT, ACD, Soft Coral serta dari jenis non Acropora yang meliputi CB, CM dan CE. Untuk menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan Taman Wisata Alam Laut Gili Indah perlu dilakukan pengelolaan terpadu sumberdaya alam di kawasan ini diantaranya pembuatan zonasi yang jelas bagi pemanfaatan sumberdaya alam yang terdapat di kawasan ini.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKondisi Karang Scleractinia Pada Daerah rataan dan Lereng Terumbu Karang di Taman Wisata Alam Laut Gili Indah, Lombok, Nusa Tenggara Baratid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record