Pengaruh Penanaman Bagian Buluh Setek Dua Buku Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schults f) Backer ex Heyne) Empat Bulan Setelah Pemangkasan Pucuk
Abstract
Percobaan ini di1akukan mulai bulan Oktober 1998 sampai Juli 1999 di kebun percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Tuju3n percobaan ini adalah mengetahui pengaruh waktu pemangkasan pucuk 4 bulan sebelum penanaman dan bagian buluh yang terbaik untuk peltumbuhan vegetatif setek bambu betung. Buluh bambu yang digUllakan adalah buluh bemmur ±10 bulan (4 bulan setelah percabangan sempUlUa atau setelah pemangkasan pucuk). Rancangan yang digUllakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) FaktOllal dengan empat ulangan, setiap satuan percobaan tetdiri dad 10 setek. Faktor perlakuan yang digunakan adalah bagian buluh bambu terdiri dari UjUllg, tengah, dan pangkal selia pemangkasan pncuk terdiri dari pemangkasan pucuk dan tanpa pemangkasan pucuk. Bagian buluh menunjukkan perbedaan sangat nyata terhadap persentase buku bertunas pada 8 dan 12 MST (minggu setelah tanam), jumlah tunas pada 6 dan 10 MST, panjang tunas pada 6, 8, 10 dan 12 MST, jumlah cabang pada umur 8 hingga 12 MST, selta bobot basah dan kering tajuk. Terdapat interaksi antara bagian buluh dan pemangkasan pucuk untuk peubah bobot basah dan kering akar. Buluh bagian pangkal sangat nyata meningkatkan rata-rata persentase buku beltunas hingga akhir percobaan (12MST) dibanding dengan bagian tengah dan ujung, masing-masing sebesar 60, 25, dan 17%. Buluh bagian pangkal sangat nyata memberikan hasil terbaik dibandingkall dengan bagian buluh lainnya terhadap jumlah tunas, panjang tunas, jumlah cabang, bobot basah dan kering tajuk. Terdapat interaksi antara bagian buluh dengall pemangkasan pucuk terhadap bobot basah dan kering akar dengau hasil interaksi terbaik adalah buluh bagian pangkal dellgan pemangkasan pucuk denganllilai belturut-tulUt, 4.61 dan 2.42 gram. Perlakuan pemangkasan pucuk tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua peubah dari 2 hingga 12 MST.