Show simple item record

dc.contributor.authorKusmiyati, Yati
dc.date.accessioned2010-05-20T03:18:58Z
dc.date.available2010-05-20T03:18:58Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/23733
dc.description.abstractIndustri sepatu merupakan industri yang memiliki peluang dan prospek yang baik di pasaran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai dan berat bersih Ekspor dan Impor Footwear Indonesia sebelum terjadi krisis moneter (1990-1996) terus meningkat, namun pada tahun 1997-1998 mengalami penurunan yang cukup tajam. Industri footwear Indonesia merupakan industri hilir dari industri perkulitan , karena industri ini melakukan proses pengolahan kulit menjadi sepatu. Permasalahan yang akan dibahas disini adalah masalah subsistem agroindustri sepatu, nilai tambah yang dihasilkan dalam proses produksi pembuatan sepatu dan peranan pemerintah terhadap pengembangan industri sepatu khususnya dalam menghadapi era perdagangan bebas. Melihat permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis subsistem agroindustri sepatu (2) Menganalisis nilai tambah yang dihasilkan dari proses produksi pembuatan sepatu yang dilakukan Joan's Shoes dan PD. Karya Dian Shoes (3) Menganalisis peranan pemerintah terhadap perkembangan industri sepatu. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa Cibaduyut merupakan sentra produksi sepatu dan kedua industri sepatu, Joan's Shoes dan PD. Karya Dian Shoes merupakan salah satu industri percontohan di daerah Cibaduyut yang masih tetap bertahan pada saat ini. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan April- Juli 1999. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh dari keterangan pihak perusahaan dan UPT (Unit Pelayanan Tekhnis) Cibaduyut. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait. Metode analisis yang dilakukan adalah metode analisis nilai tambah Hayami. Salah satu sentra kawasan industri sepatu di Indonesia adalah Cibaduyut. Joan's Shoes dan PD. Karya Dian Shoes merupakan salah satu industri sepatu percontohan di kawasan Cibaduyut yang masih tetap bertahan pada saat ini. Joan's Shoes adalah industri sepatu yang memproduksi sepatu anak-anak, sedangkan PD. Karya Dian Shoes memproduksi sepatu dan sepatu sandal untuk pria dan wanita. Pelanggan Joan's Shoes sampai saat ini terdiri dari : (1) Domestik : Dept. store, Grosir dan eceran (2) Eksport : Malaysia, Saudi Arabia, Korea, Caledonia Barn, Canada, Afrika, Brazil, Singapura, dan Swiss. Sedangkan pelanggan PD. karya Dian Shoes terdiri dari : (1) Domestik : Daerah Lampung, Jawa Tengah : Klaten, Tegal, dan Pemalang (2) Eksport : Yarnall, dan saudi arabia. Hasil perhitungan analisis nilai tarnbah yang dilakukan pada agroindustri sepatu Joan's Shoes dan PD. Karya Dian Shoes menunjukkan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan kedua industri sepatu tersebut memproduksi jenis sepatu yang berbeda. Nilai tambah yang dihasilkan Joan's Shoes dipasar ekspor terlihat lebih besar daripada pasar domestik, hal ini dikarenakan harga jual produk untuk pasar ekspor dinilai berdasarkan dollar, sedangkan untuk pasar domestik berdasarkan rupiah. Melihat kenyataan pada saat krisis sekarang ini penetapan harga jual dengan nilai dollar akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan nila! rupiah. Nilai tarnbah yang dihasilkan Joah' s Shoes untuk pasar ekspor adalah sebesar Rp. 15.955,54 atau 49,86 persen dari nilai produk. Sedangkan untuk pasar domestik nilai tarnbah yang dihasilkan sebesar Rp. 8.345,84 atau 33,38 persen dari nilai produk. Analisis nilai tambah yang dihasilkan PD. Karya Dian Shoes adalah analisis nilai tarnbah untuk pasar ekspor hal ini berdasarkan pesanan yang diterima untuk pasar ekspor bersifat tetap setiap bulannya. Nila! tarnbah yang dihasilkan disini adalah sebesar Rp. 8.300,00 atau 18,44 persen dari nilai produk. Nilai tambah yang dihasilkan PD. Karya Dian Shoes terlihat lebih kecil dibandingkan Joan's Shoes, hal ini dikarenakan penetapan harga jual produk PD. Karya Dian Shoes untuk pasar ekspor tidak berdasarkan nilai dollar seperti halnya Joan's Shoes sehingga kenaikan biaya produksi yang terjadi pada saat krisis sekarang ini tidak dapat tertutupi oleh harga jual. Kebijakan yang te1ah dikeluarkan pemerintah untuk membantu industri kecil termasuk industri kulit dan sepatu sebagian besar berupa kebijakan masalah eksporimpor dan masalah tarif, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak industri sepatu yang mengalami kesulitan untuk melakukan ekspor karena kurangnya informasi pasar luar negeri dan birokrasi untuk melakukan pemasaran ekspor masih menyulitkan. Masalah lain yang masih banyak dihadapi dintaranya tingginya suku bank, sulitnya prosedur pencairan kredit bank yang memakan waktu dan rumit, kurang memadainya lembaga pendidikan dan pelatihan. Melihat hasil analisis nilai tambah yang dilakukan pada Joan's Shoes dan PD. Karya Dian Shoes terlihat bahwa PD. Karya Dian Shoes masih memiliki masalah dengan tingginya biaya produksi yang terjadi pada saat sekarang ini sehingga marjin terbesar yang dihasilkan adalah untuk sumbangan input lain. Menjelang era perdagangan bebas nanti pemerintah perlu menyingkapi masalah tingginya tingkat persaingan yang akan terjadi, karena untuk bersaing dengan pasar luar negeri keunggulan komparatif bukanlah hal yang utama tetapi lebih ditekankan pada keunggulan kompetitif. Dalam hal ini pemerintah harus membantu industri sepatu melalui kebijakan yang dikeluarkannya terutama untuk mendukung keunggulan kompetitif dari industri sepatu, untuk mengatasi tingginya biaya produksi dan masalah birokrasi dalam melakukan pemasaran ekspor. Pemerintah perlu memperhatikan masalah kualitas dan desain (termasuk pemilihan bahan baku, model, tekhnologi produksi, warna) dimana semuanya ini ditunjang oleh kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang industri sepatu yang ternyata di Indonesia masih lemah. Selain itu pemerintah juga harus mempercepat perkembangan industri- industri penunjang bagi industri sepatu, karena menurut data Apresindo menunjukkan bahwa bahan baku yang diimpor oleh industri sepatu meliputi 60 persen bahan baku kulit, 70 persen assesoris, dan 100 persen bahan kimia untuk pembuatan sol sepatu. Hal inilah yang menyebabkan tingginya biaya produksi terutama pada saat krisis meneter seperti sekarang ini.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis nilai tambah produksi dan peranan pemerintah terhadap pengembangan industri kecil sepatu: Joan's Shoes dan PD. Karya Dian Shoes Cibaduyut, Bandungid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record