Show simple item record

dc.contributor.authorZukhri Agusty Leo S.A.
dc.date.accessioned2010-05-20T02:14:38Z
dc.date.available2010-05-20T02:14:38Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/23617
dc.description.abstractSetelah tercapainya swasembada pada tahun 1984, ekonomi beras Indonesia mengalami siklus surplus dan defisit yang berulang. Laju kenaikan produksi beras selama periode 1984-1998 rata-rata hanya sebesar 1.94 persen per tahun, sehingga terkejar oleh kenaikan laju permintaan konsumen yang mencapai 4.16 persen per tahun menurut data statistik tahunan Biro Pusat Statistik. Lambatnya laju kenaikan produksi beras ini antara lain disebabkan karena produktivitas padi secara nasional telah mengalami pelandaian (levelling off) dan peningkatan konversi lahan sawah menjadi kawasan industri, perumahan dan lahan non pertanian yang terjadi di Jawa. Keberlangsungan pemenuhan kebutuhan beras dari produksi domestik sulit dipertahankan, apabila situasi internal tersebut diatas tidak cepat diatasi. Dalam kaitan itu peranan wilayah luar Jawa tampaknya perlu ditingkatkan untuk memasok kebutuhan beras nasional dengan mempertimbangkan beberapa sumber-sumber pertumbuhan produksi.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Respon Penawaran Padi Indonesiaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record