Analisis Produksi Teh dan Penentuan Saat Optimum Pemangkasan Tanaman Teh : Studi Kasus Kebun Percobaan Pasir Sarongge - PPTK Gambung)
Abstract
Teh sebagai komoditas perkebunan yang mampu menghasilkan devisa bagi negara dan juga berperan dalam meningkatkan pendapatan penduduk karena sifatnya yang padat karya, memiliki peningkatan produksi yang terhitung rendah yaitu sebesar 0,231 persen per tahun pada periode 1990-1998. Nilai tersebut mengalami penurunan dari periode sebelumnya yang sebesar 1,2 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi, dan salah satunya adalah dengan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan kebun. Tujuan dari peneliiian ini adalah (1) mengetahui seberapa besar pengaruh produksi pucuk teh, harga teh kering, biaya pengolahan, dan biaya ditingkat kebun terhadap peningkatan produksi teh kering; (2) menentukan saat yang paling optimal untuk pemangkasn tanaman ditinjau dari sisi ekonomi serta mengetahui pola optimal dalam melaksanakan pemangkasan tanaman teh. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge, Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Kebun Percobaan ini terletak di Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data perkembangan produksi, biaya produksi di kebun, biaya pengolahan di pabrik, dan harga teh pad a tahun 1989 hingga 1997. Penelitian lapang dilakukan pada bulan Oktober 1998 hingga November 1998. Selain itu juga digunakan data sekunder lain yang diperoleh dari Dinas Perkebunan dan instansi lain yang terkait. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis produksi dan analisis penentuan saat optimum pemangkasan. Analisis produksi teh yang dilakukan menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas dan pada model dilakukan pengujian dengan uji-F dan uji-t. Analisis penentuan saat optimum pemangkasan tanaman teh dilakukan dengan menggunakan analisis tabel. Pad a analisis tabel ini nilai-nilai yang yang diperlukan adalah total penerimaan, total biaya, penerimaan bersih, penerimaan bersih marjinal, penerimaan bersih rata-rata, Net Present Value, dan Amortized Net Present Value. Saat optimum pemangkasan dicapai pada saat nilai penerimaan bersih marjinal mendekati nilai Amortized Net Present Value. Berdasarkan hasil analisis diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap produksi yaitu produksi teh basah (pucuk teh), harga teh, total biaya pengolahan, dan biaya penggunaan pupuk. Sedangkan faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata negatif terhadap produksi adalah biaya penggunaan herbisida dan upah tenaga kerja. Faktor harga merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi. Analisis penentuan saat optimum pemangkasan dengan analisis tabel menunjukkan bahwa saat optimum untuk melakukan pemangkasan adalah pada bulan ke-42 atau 3,5 tahun setelah pangkas. Pada sa at itu nilai penerimaan marjinal mendekati nilai Amortized Net Present Value dengan Net Present Value tertinggi.