Show simple item record

dc.contributor.authorUtami, Dewi Martiawaty
dc.date.accessioned2010-05-16T22:02:23Z
dc.date.available2010-05-16T22:02:23Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22091
dc.description.abstractPerairan Pangandaran terletak di selatan Jawa Barat dan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Tempat Pendaratan Ikan Pangandaran tergolong ke dalam kategori pelabuhan perikanan tipe D, yaitu tipe Pangkalan Pendaratan Ikan (PP1). Hal ini dicirikan bahwa penangkapan ikan di PPl Pangandaran tergolong usaha perikanan tradisional dengan kekuatan perahu/kapal kurang dari 5 GT. Kegiatan penangkapan ikan di PPl Pangandaran dilakukan menggunakan berbagai jenis unit penangkapan, seperti jaring sirang (giflnet monofiiamenl), jaring nilon (gii/nef imillifilame.nl), jaring arad (beach seine), ciker {irammel net), jaring jogol (dogol), pancing rawe (fong/ine) dan bagan. Penangkapan tongkol di PPl Pangandaran tergolong usaha perikanan Tradisional Alat tangkap yang paling umum digunakan untuk menangkap tongkol adalah jaring nilon. Perkembangan alat tangkap jaring nilon di PPl Pangandaran dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang bersifat teknis, antara lain jumlah jaring, bahan bakar minyak, nelayan, kekuatan mesin, liari operasi dan ukurau perahu. Faktor-faktor produksi tersebut merupakan satu kesatuan input yang mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan tongkol. Sementara informasi tentang keberadaan sumberdaya tongkol sangat diperlukan dalam proses penangkapan dan pengelolaan sumberdaya tongkol. Oleh karena itu. diperlukan pengetahuan tentang perkembangan hasil tangkapan dan upaya penangkapan, hubungan antara faktor-faktor teknis produksi dengan produksi tongkol dan analisis usahanya, sehingga dapat diketahui optiraasi dari usaha penangkapan tongkol di perairan Pangandaran. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi kasus, sebagai kasusnya adalaii pemanfaatan sumberdaya tongkol di perairan Pangandaran. Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap kondisi di lapangan dan mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. .laring nilon terbuat dari nilon nniliifiJament berwarna biru, terdiri atas badan jaring, pelampung, pemberat, tali ris atas dan selambai. Jaring nilon tidak memiliki tali ris bawah, sehingga pemberat diletakkan di bawah badan jaring dengan diikat pada seutas tali yang terbuat dari plastik. Ukuran mala jaring berkisar antara 3,5-4 inci. Satu rangkaian jaring nilon terdiri atas 8-20 piece jaring. Panjang setia]) piece jaring nilon adalah 60 m dan lebar antara 8-14 m. Perahu yang digunakan untuk menangkap tongkol adalah perahu katir dari bahan Jibreg/ass berdimensi p x 1 x t rata-rata adalah 9.25 m x 0,95 m x 0,73 m dengan menggunakan bahan bakar solar. Tenaga penggerak yang digunakan adalah mesin tempel bermerk Kubota dengan kekuatan 5-7 PK atau Yamaha berkekuatan 15 PK. Nelayan yang mengoperasikan jaring nilon berjumlah 2-3 orang. Hubungan antara CPUE (C/F) dan upaya penangkapan (F) dapat dilihat melalui persamaan CPUE = 611.936 - 0,95 9f. Berdasarkan persamaan ini diperoleh nilai MSY sebesar 97.618.787 kg/iahun dengan f,pl sebesar 319 unit perahu. Rata-rata tingkat pemanfaatan snmberdaya tongkol di PPl Pangandaran periode 1991-2000 adalah sebesar 86,3% dan masih berpeluang untuk dimanfaatkan sebesar 13,7% atau 13.373,8 kg. Hasil analisis regresi berganda menggunakan program SPSS diperoleh persamaan yang menyatakan hubungan antara hasil tangkapan tongkol dengan faktor-faktor teknis produksiid
dc.titleOPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA TONGKOL DI PERAIRAN PANGANDAKAN, JAWA BARATid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record