Analisis Unit-Unit Penangkapan Ikan di Kabupaten Blitar Jawa Timur
Abstract
Kabupaten Blitar terletak di bagian selatan Propinsi Jawa Timur. Posisi geografis demikian menyebabkan nelayan Kabupaten Blitar memiliki akses langsung terhadap sumberdaya perikanan yang terdapat di Samudra Hindia. Dinas Perikanan Kabupaten Blitar memperkirakan potensi lestari yang dapat dimanfaatkan nelayan adalah 44.000 ton/tahun. Namun produksi perikanan Kabupaten ini pada tahun 1999 tercatat baru mencapai 23,413 ton atau 0,06 % (Dinas Perikanan Kabupaten Blitar, 1999). Tingkat pemanfaatan yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh rendahnya kapasitas armada perikanan tangkap Kabupaten Blitar. Untuk mengetahui dengan pasti kapasitas armada tersebut maka penelitian mengenai kondisi unit penangkapan ikan perlu dilakukan. Informasi sangat penting sebagai dasar pengembangan perikanan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas tangkap armada perikanan tangkap dan kondisi unit penangkapan yang ada dan merancang usulan strategi pengembangan perikanan laut di Kabupaten Blitar Penelitian dibagi dalam dua bagian, yaitu survey untuk mengetahui kondisi umum perikanan laut dan unit penangkapan ikan mulai tanggal 1-30 Agustus 2000 dan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) perikanan laut. Data yang dikumpulkan mencakup produksi perikanan tahunan, jumlah perahu penangkap ikan, jenis alat tangkap, jumlah nelayan, spesifikasi unit-unit penangkapan ikan dan sarana penunjang usaha perikanan. Data tersebut diperoleh dari wawancara dan data sekunder yang berasal dari Dinas Perikanan Kabupaten Blitar serta pengamatan langsung di lapangan Potensi lestari sumberdaya perikanan yang dapat diakses armada diperkirakan sebesar 40.000 ton/tahun. Dilihat dari produksi tahun 1999, pemanfaatan sumberdaya perikanan laut belum optimal. Hal ini disebabkan jumlah armada yang sedikit, kecil dan tradisional serta nelayan yang lebih memprioritaskan lobster sebagai sasaran utama. Hasil tangkapan yang didaratkan di Kabupaten Blitar meliputi jenis ikan pelagis, jenis ikan demersal, lobster (Panulirus spp.) dan cumi-cumi (Loligo sp.). Jenis ikan pelagis yang dominan didaratkan adalah tongkol (Euthynus alletteratus), tenggiri (Scromberomorus sp.), layang {Decapterus ruselli), selar (Caranx crumenophthalmus), teri (Stolephorus sp.), lemuru {Sardinella longicep) dan cucut. Sedangkan jenis ikan demersal yang didaratkan di Kabupaten Blitar adalah kakap merah {Lutjanus sp.), kerapu {Epinephelus sp.), pari (Dasyatis sp.). Jenis-jenis ikan lain dalam statistik perikanan dikelompokkan dalam satu kategori, yaitu lain-lain. Daerah Kabupaten Blitar terdapat beberapa jenis perahu penangkap ikan yaitu, golekan, jukung, ijon-ijon dan kunting. Perahu yang digunakan di Kabupaten Blitar tidak ada kekhususan untuk setiap jenis alat tangkap." Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan antara lain : jaring titil, jaring udang, payang, prawe, seser nener, pancing dan menyelam. Payang, jaring udang, menyelam dan jaring titil merupakan alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan Kabupaten Blitar. Satu jenis perahu dapat digunakan untuk mengoperasikan beberapa jenis alat tangkap. Sebagai contoh, perahu jukung dapat digunakan untuk alat tangkap jaring titil, jaring udang dan menyelam. Nelayan kabupaten Blitar tersebar di daerah selatan Kabupaten Blitar. Desa Serang, Desa Jolosutro dan Desa Tambakrejo merupakan daerah di Kabupaten Blitar yang menjadi pusat kegiatan perikanan laut karena terdapat banyak nelayan. Nelayan Kabupaten Blitar terdiri dari nelayan pemilik dan nelayan buruh. Jaring titil yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Blitar tiap pis-nya berukuran panjang 30 - 60 meter dan dalam 6-9 meter. Nelayan membawa jaring titil sebanyak 1-2 pis. Mata jaring titil berukuran 2,25 inci. Bahan dari jaring titil yang digunakan adalah PA monofllamen. Nelayan melakukan operasi penangkapan pukul 17.00 - 06.00 keesokkan harinya. Alat tangkap ini dioperasikan dengan perahu jenis kunting, jukung, ijon-ijon kecil dan golekan. Jaring udang yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Blitar tiap pis-nya berukuran panjang 40 meter dan dalam 6 meter. Nelayan membawa jaring udang sebanyak 1- 4 pis. Mata jaring udang berukuran 3,5 inchi. Bahan jaring udang adalah PA monofllamen. Operasi penangkapan jaring udang berlangsung pada pukul 17.00 - 06.00 keesokkan harinya. Alat tangkap ini dioperasikan dengan perahu jenis kunting, jukung, ijon-ijon kecil dan golekan. Payang digunakan nelayan memiliki panjang total payang 600 meter dengan ukuran mata jaring sayap 30 cm, badan 8 cm dan kantong 2,5 cm. Alat ini dioperasikan pada pukul 06.00 -17.00 dengan perahu jenis ijon-ijon besar. Menyelam adalah salah satu metode yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Blitar unutk menangkap lobster. Nelayan menggunakan bantuan kompresor sebagai penyuplai udara untuk menyelam dan pottasium dalam operasi penangkapannya. Strategi pengembangan perikanan laut Kabupaten Blitar disusun berdasarkan identifikasi faktor internal dan faktor eksternal perikanan laut yang dapat mempengaruhi daya saing dan kapasitas armada penangkapan Kabupaten Blitar beserta fasilitas pelabuhan perikanannya. Berdasarkan prioritas, kelompok strategi pengembangan tersebut mencakup 1. Menjadikan desa Tambakrejo sebagai pangkalan pendaratan ikan utama dan pusat kegiatan perikanan laut Kabupaten Blitar Alasan : - Strategi ini merupakan strategi awal pengembangan perikanan laut - Pengembangan perikanan laut dapat berjalan fokus dan efektif 2. Pengembangan teknologi penangkapan ikan dan teknologi penangkapan lobster yang tidak merusak lingkungan dan sesuai dengan kondisi Kabupaten Blitar Alasan : - Untuk meningkatkan daya saing diperlukan pengembangan teknologi penangkapan walaupun membutuhkan dana yang relatif besar - Teknologi penangkapan menyelam merusak lingkungan sehingga perlu untuk mengembangkan teknologi penangkapan lobster yang ramah lingkungan 3. Pembinaan nelayan dalam rangka menciptakan nelayan yang berkualitas Alasan : Pengembangan perikanan laut membutuhkan nelayan yang berkualitas - Pengetahuan/ketrampilan yang mempengaruhi produktivitas, pendapatan nelayan dan kualitas hasil tangkapan 4. Mendorong, mengarahkan dan membina kelompok nelayan untuk membangun KUD sebagai ujung tombak pembangunan perikanan laut Alasan : - KUD Mina Asih tidak berjalan dengan baik - KUD merupakan wadah nelayan untuk saling bekerjasama dan membantu untuk membangun perikanan laut Kabupaten Blitar - KUD dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial dan teknologi 5. Mengusahakan nelayan Kabupaten Blitar tidak melakukan persaingan dengan nelayan luar daerah yang menggunakan armada yang lebih besar dalam operasi penangkapan Alasan : - Armada Kabupaten Blitar lebih kecil dibandingkan dengan armada daerah lain 6. Memperlengkapi fasilitas pelabuhan dan memperbaiki serta memfungsikan fasilitas yang sudah rusak atau belum dimanfaatkan Alasan : - Usaha pengembangan perikanan laut perlu didukung oleh tersedianya sarana dan prasana yang memadai