Analisis optimalisasi produksi crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK) (kasus di PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero), Kalimantan Barat)
Abstract
Kegiatan produksi yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan bagi perusahaan perkebunan menghadapi kendala yang mengakibatkan tujuan tersebut belum dapat tercapai. Kenclala yang dihadapi perusahaan perkebunan meliputi jumlah dan ketersediaan bahan baku yang terbatas, penggunaan kapasitas pabrik yang belum efisien serta penggunaan tenaga kerja baik di kebun maupun di pabrik. Pasokan CPO sebagai bahan baku min yak goreng dalam negeri terutama berasal dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Sampai saat ini kapasitas produksi CPO PTPN belum mampu memenuhi permintaan CPO di dalam ne"eri sehin'wa 0' 00 PTPN perlu untuk mengoptimalkan produksinya atau menggunakan sumberdaya yang ada untuk memaksimumkan keuntungan dan memenuhi tingkat permintaan CPO dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk: menggambarkan kondisi perusahaan pada peri ode tahun 1997, menganalisis tingkat produksi CPO dan PK yang dapat memberikan keuntungan maksimal dengan pemanfaatan sumberdaya yang terbatas clan menganalisis pengaruh perubahan terhadap perencanaan produksi dan harga. Penelitian melakukan dua tahap analisis, yaitu analisis StruktUf biaya produksi dan anal isis optimalisasi eli tiap pabrik. Teknik anal isis yang digunakan dalam anal isis optimalisasi aclalah teknik program linear yang didasarkan pada aktivitas dan lajur kendala serta fungsi tujuan yang ingin dicapai. Analisis biaya produksi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi biaya produksi af kebun dan af pabrik. Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan yang menyebabkan biaya tinggi adalah kegiatan pembelian TBS dari plasma dan dari pihak ketiga. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya harga pembelian TBS yang ditetapkan oleh Direktorat Jencleral Perkebunan. Hasil anal isis optimal menunjukkan bahwa pelaksanaan produksi dan pembelian TBS serta produksi CPO dan PK belum mencapai kondisi optimal. Total produksi TBS aktual yang diolah di PTPN XIII (Persero) sebesar 778762.45 ton dan pada kondisi optimal sebesar 918 898.00 ton. Dengan demikian untuk mencapai kondisi optimal dibutuhkan peningkatan pengadaan TBS sebesar 140 135.55 ton atau 17.99% dari pengadaan aktual. Realisasi produksi CPO pada tahun 1997 sebesar 173 459.42 ton dan pada kondisi optimal produksi CPO akan mencapai 204 967.87 ton. Produksi PK aktual sebesar 39 034.40 ton dan produksi optimal mencapai 46 224.081 ton. Dengan melaksanakan pola optimal, CPO yang dihasilkan akan meningkat sebesar 31 502.086 ton atau 18.16% dan PI<. yang dihasilkan akan meningkat sebesar 7 187.992 ton atau 18.41 %. Kapasitas terpasang ketersediaall TBS yang diolah oleh seluruh PMS adalah sebesar 1 516 800 ton, produksi CPO dan PI<. maksimal yang dapat dihasilkan masing-masing sebesar 337 791.36 ton dan 75 991.68 ton. Pada kondisi aktual ketersediaan TBS 51.34% dari kapasitas terpasang, produksi CPO dan PK masingmasing 51.35% dan 51.37%. Pada kondisi optimal ketersediaan TBS akan meningkat menjadi 60.58%, procluksi CPO 60.64% dan produksi PI<. 61.47% dari kapasitas terpasang. Belum optimalnya produksi TBS, CPO dan PK l11engakibatkan keuntungan yang diperoleh perusahaan belul11 mencapai maksimum. Keuntungan maksimal yang dapat diperoleh PTPN XIII (Persero) sebesar Rp 83 595 750 298. sedangkan keuntungan aktual sebesar Rp 68 789 73 0 201. Apabila perusahaan melaksanakan pola produksi pada kondisi optimal, maka keul)tungan perusahaan akan meningkat sebesar 21.52% lebih besar daripada yang diperoleh pada kondisi optimal. Hasil anal isis menunjukkan bahwa terdapat sumberdaya berlebih dan sumberdaya langka. Kelangkaan sumberdaya yang memiliki nilai dual terbesar akan menjadi penghambat utama dalam l11eningkatkan keuntungan perusahaan. Ketersediaan TBS di setiap PMS merupakan kendala aktif dalam upaya memaksimumkan keuntungan perusahaan dan yang menjadi kendala utama adalah produksi TBS di kebun sendiri. Ketersediaan TK panen dan pengumpulan di kebun, TK olah di pabrik, waktu olah dan kapasitas pabrik bukan merupakan kendala aktif Berdasarkan analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan, seluruh aktivitas yang termasuk aktivitas dasar memiliki batas penurunan biaya yang tidak terbatas dan batas kenaikan harga yang tidak terbatas pula. Aktivitas yang menimbulkan biaya memiliki batas kenaikan, sedangkan aktivitas yang menimbulkan harga memiliki batas penurunan. Sedangkan pada anal isis sensitivitas sumberdata, batas penurunan jumlah ketersediaan TBS yang berasal dari kebun maupun dari pembelian agar tidak mengubah kelayakan adalah sama dengan jumlah yang tersedia.