Studi Pematahan Dormansi dan Perlakuan Air Kelapa untuk Meningkatkan Perkecambahan Benih Gmelina arborea
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan met ode pematahan dormansi dan konsentrasi air kelapa untuk meningkatkan perkecambahan benih Gmelina arborea yang telah mundur. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor di Darmaga dan Laboratorium Balai Teknologi Perbenihan, Departemen Kehutanan. Penelitian ini terbagi dari dua tahap, yang pertama adalah percobaan untuk menentukan metode yang tepat untuk pematahan dormansi benih. Benih yang dipakai berasal dari kebun Balai Teknologi Perbenihan Bogor. Perlakuan pematahan dormansi yang diteliti ada sembilan jenis yaitu : Do: kontrel, Dl : direndam dalam air 24 jam, D2: direndam dalam air panas J menit kemudian direndam dalam air 24 jam, D3: diskarifikasi atas kemudian direndam dalam air 24 jam, D4 : direndam dalam H2S04 selama 3 menit, D5 : direndam dalam air pada inkubator selama 24 jam dengan suhu 40°C RH 100%, D6 : diinkubasi 48 jam suhu 40°C RH 100%, D7 : diskarifikasi semua bagian permukaan endokarp, D8 : diskarifikasi di bagian atas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap tolok ukur daya berkecambah (DB), kecepatan tumbuh (KCT), keserempakan tumbuh (KST), total potensial kecambah normal (TPKN), bobot kering kecambah normal (BKKN). Percobaan kedua adalah perlakuan air kelapa pada beberapa lot benih gmelina yang diberi perlakuan pematahan dormansi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Split Split Plot dengan dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok. Percobaan ini terdiri dari tiga faktor, yaitu lot benih (Y), metode pematahan dormansi (D) dan konsentrasi air kelapa (K). Faktor lot benih terdiri dari 3 taraf; V r : periode simpan 1 bulan yang berasal dari Tuban dari panen bulan Juli 1997, V2 : periode simpan 3 bulan yang berasal dari Caruban panen bulan Mei 1997, V3 : periode simpan 6 bulan yang berasal dari Ngawi panen bulan Februari 1997. Faktor metode pematahan dormansi terdiri 2 macam; Dr : direndam dalam air pada inkubator selama 24 jam dengan suhu 40°C RH 100%, D2 : dihampelas semua permukaan endokarp. Faktor ketiga terdiri dari 6 taraf; Ko : kontrol, Kr : konsentrasi air kelapa 0%, K2 : konsentrasi air kelapa 10%, K3 : konsentrasi air kelapa 20%, K4 : konsentrasi air kelapa 30%, Ks: konsentrasi air kelapa 40%. Perlakuan perendaman dalam air pada inkubator selama 24 jam pada percobaan I dapat meningkatkan daya berkecambah benih gmelina menjadi 76%, sedangkan tanpa perlakuan daya berkecambahnya 52%. Selanjutnya inkubasi 1 hari cukup efektif meningkatkan total potensi kecambah normal menjadi 126.67% dibandingkan dengan kontrol yaitu 77.33% dan efektif meningkatkan kecepatan tumbuh menjadi 4.91%/etmal dibandingkan dengan kontrol yaitu 3.21%/etmal. Perlakuan air kelapa 30% pada percobaan II merupakan nilai tengah viabilitas tertinggi dan memberikan pengaruh yang signifikan pada tolok ukur daya berkecambah yaitu 30.88% dibandingkan kontrol yaitu 25.79%, berat kering kecambah normal yaitu 1.0458 gram dibandingkan kontrol yaitu 0.9532 gram dan kecepatan tumbuh sebesar 1.7359%/etmal dibandingkan kontrol1.6521%/etmal. Sedangkan perlakuan air kelapa 10% cukup efektif meningkatkan total potensial kecambah normal menjadi 105.53% dibandingkan kontrol yaitu 99.33%. Nilai viabilitas benih yang diberi perlakuan inkubasi efektif meningkatkan tolok ukur daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan berat kering kecambah normal pada benih yang masih baru menjadi 43.610%, 2.1390%/etmal dan 1.1176 gram dibandingkan dengan skarifikasi yaitu 33.909%, 1.8194 gram dan 1.0029%/etmal. Perlakuan inkubasi juga efektif meningkatkan berat kering kecambah normal benih V 2 dan benih yang sudah mundur menjadi 1.1976 gram dan 0.7529 gram dibanding benih yang diskarifikasi yaitu 1.0882 dan 0.7802 gram. Pelakuan air kelapa 10 - 40% berbeda nyata dari benih yang diberi air kelapa 0% pada VI untuk viabilitas potensial benih dengan tolok ukur daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan total potensial kecambah normal. Sedangkan pada tolok ukur berat kering kecambah normal perlakuan air kelapa 10% berbeda nyata dari perlakuan air kelapa 0%. Skarifikasi benih memberikan interaksi terbaik dan signifikan bagi perlakuan air kelapa 30% pada tolok ukur total potensial kecambah normal, daya berkecambah dan kecepatan tumbuh menjadi 120.54% dibandingkan air kelapa 0% yaitu 79.87%, 2.254%/etmal dibandingkan kontrol yaitu l.744%/etmal dan 74.67% dibandingkan kontrol yaitu 44%. Skarifikasi benih juga memberikan interaksi terbaik dan signifikan bagi perlakuan air kelapa 40% pada tolok ukur keserempakan tumbuh menjadi 87.51 % dibandingkan air kelapa 0% yaitu 70.71 % serta perlakuan air kelapa 10% pada tolok ukur berat kering kecambah normal menjadi 1.212 gram dibandingkan air kelapa 0% yaitu 1. 086 gram. Inkubasi benih pada benih V2 memberikan interaksi terbaik dan signifikan bagi perlakuan air ke1apa 30% pada tolok ukur total potensial kecambah normal menjadi 127.96% dibandingkan air kelapa 0% yaitu 101.46%.