| dc.description.abstract | Sumberdaya manusia merupakan aset penting bagi organisasi dalam menentukan seberapa jauh sumberdaya lain dimanfaatkan secara efesien. Sumberdaya yang paling banyak digunakan oleh perkebunan adalah sumberdaya manusia selain sumberdaya alam, modal dan teknologi. Akan tetapi sebagian besar sumberdaya manusia yang dimiliki perkebunan berpendidikan rendah. Hal ini akan menghambat kemajuan dari perkebunan itu sendiri khususnya dalam peningkatan produktivitas dan efisiensi. Oleh karena itu peningkatan mutu sumberdaya manusia dalam sektor perkebunan perlu ditingkatkan melaIui upaya pembinaan sumberdaya manusia dengan menekankan pada aspek keterampilan dan keahlian dalam usaha pengembangan sumberdaya manusia yang meliputi tiga aspek yang saling berkaitan yaitu perencanaan sumberdaya manusia, pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia dan manajemen sumberdaya manusia. Dalam penelitian ini digunakan dua alat analisis yaitu (1) Analisis kapasitas sumberdaya manusia (2) AnaIisis SWOT dalam merumuskan strategi pengembangan sumberdaya manusia pada perkebunan Goalpara Analisis kapasitas sumberdaya manusia dilakukan dengan melakukan pengukuran secara kuantitaf terhadap perputaran karyawan, ketahanan karyawan, produktivitas karyawan dan kualitas karyawan yang direkrut. Sedangkan analisis SWOT adalah dengan menganalisis segi-segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Analisis ini dilakukan pada aspek-aspek kegiatan Pengembangan Sumberdaya Manusia yang terdiri dari (1) Perencanaan sumberdaya manusia, (2) Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya pengembangan sumberdaya manusia, dan (3) Manajemen sumberdaya manusia di Perkebunan Goalpara. Hasil dari kedua analisis ini akan diformulasikan untuk membentuk altematifstrategi pengembangan sumberdaya manusia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa tingkat perputaran karyawan staf sebesar 20 persen, karyawan bulanan dan harian tetap adalah sarna yaitu 10 persen sedangkan untuk ketahanan karyawan staf sebesar 100 persen dan untuk karyawan bulanan dan harian tetap masing-masing 90 persen. Sedangkan untuk tingkat produktivitas karyawan diperoleh informasi bahwa tingkat produktivitas karyawan mengalami penurunan yaitu pada periode 1995-1996 turun sebesar 1.73 persen, periode 1996-1997 mengalami penurunan sebesar 20.69 persen dan pada periode 1997-1998 turun sebesar 10.99 persen. Perhitungan kualitas karyawan bulanan sebesar 30.3 persen, karyawan harian tetap adalah 35 persen. Berdasarkan atas hasil anal isis SWOT maka, perkebunan menduduki posisi pada kuadran I pada matriks SWOT yaitu dengan total nilai lingkungan internal + 1.96 dan total nilai Iingkungan ekstemal + 1.85. Dari kedua hasil analisis tersebut diperoleh beberapa strategi utama yang diperoleh dari anal isis eksternal dan internal perkebunan. Strategi-strategi utama ini didasaikan kepada besarnya pengaruh dari masing-masing faktor strategis terhadap posisi strategis dan kondisi perkebunan. Strategi-strategi utarna tersebut adalah : 1. Strategi memanfaatkan peluang ketersediaan sumberdaya manUSIa untuk memperoleh tenaga keIja sesuai dengan kondisi sumberdaya manusia pada perkebunan 2. Strategi peningkatan kualitas dan kepuasan karyawan terutarna karyawan harian melalui program pelatihan rotasi keIja yang merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas karyawan melalui pergeseran karyawan ke jenis pekeIjaan lain 3. Strategi peningkatan efisiensi keIja melalui pembentukkan program pendidikan dan pelatihan terpadu bagi seluruh karyawan perkebunan untuk menimbulkan pemahaman dan pola kerja yang sarna di kalangan karyawan. | id |
