Show simple item record

dc.contributor.authorMarpaung, Henry
dc.date.accessioned2010-05-15T08:00:40Z
dc.date.available2010-05-15T08:00:40Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/21890
dc.description.abstractDalam program Pembangunan Jangka Panjang (pJPT) II, salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk mengbasilkan manusia yang berkualitas tinggi itu peran gizi sangat menentukan. Subsektor petemakan khususnya komoditi susu sangat diminati sebagai sumber gizi karena mengandung lengkap gizi yang dibutuhkan manusia. Laju pertambahan penduduk dan peningkatan pendapatan serta kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan glZl menyebabkan permintaan komoditi susu sebagai sumber gizi meningkat. Di samping itu pembangunan subsektor petemakan bidang sapi perah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan perekonomian pedesaan mengingat bahwa 91,1 persen petemak sapi perah adalah petemakan rakyat. Sesuai dengan tabel 1, konsumsi susu nasional meningkat rata-rata 11,85 persen per tahun. Produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 30,33 persen kebutuhan susu nasional dengan pertumbuhan rata-rata 4,40 per tahun yaitu dari 367,0 ribu ton tahun 1992 menjadi 431,1 ribu ton tahun 1996. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa us aha petemakan dalam negeri masih mempunyai prospek yang yang baik karena mempunyai pasar yang cukup besar dan luas. Koperasi diharapkan memberikan manfaat yang besar bagi anggotanya dalam hal: (1) kemudahan dalaam memasarkan susu, (2) ketersediaan pakan temak, peralatan teknis petemakan dan pelayanan kesehatan hewan, (3) Penyediaan dan penyaluran fasilitas kredit sebagai sumber modal us aha, (4) jaminan dalam menanggung resiko, seperti kematian sapi dan kegagalan us aha serta (5) ketersediaan kebutuhan komplementer petemak serta pemberian kursus dan penyuluhan kepada anggota. Koperasi mengalami kendala dalam meningkatkan nilai usaha karena pengelolaan yang bersifat personal, kemampuan organisasi di bidang ekonomi sehingga usaha kegiatan koperasi tidalc beIjalan efisien. Hal ini membuat koperasi tidak maksimal dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya. Efesiensi dan baiknya keragaan koperasi serta usaha kegiatan koperasi akan meningkatkan pelayanan yang diterima oleh anggota akan berdampak pada efesiensi dan baiknya keragaan us aha anggota koperasi. Sebagai lembaga yang berperan untuk memajukan dan meningkatkan pendapatan anggotanya, maka koperasi harus mempunyai kegiatan us aha yang efisien dan keragaan keuangan koperasi yang baik. Maka penelitian ini bertujuan untuk (l)mempelajari dan menganalisis keragaan koperasi, (2) menganalisis kegiatan usaha koperasi dalam pengadaan sapronak dan pemasaran hasil sebagai bagian dari sistem agribisnis peternakan dan (3) melihat manfaat koperasi terhadap anggota di bidang agribisnis peternakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus di Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Karya Utama Sejahtera Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaj a (purposive) dengan pertimbangan Koperasi tersebut merupakan koperasi yang sedang berkembang dan memiliki kegiatan us aha pengadaan sapronak dan pemasaran susu sapi perah. Penelitian ini dilakukan bulan Oktober - November 1998. Data primer khusus persepsi manfaat koperasi diperoleh melalui penyebaran dan pengisian kuisioner dengan angg()ta koperasi. Wawancara pengurus, manajer dan pegawai koperasi serta peternak juga dilakukan untuk menambah informasi data sekunder. Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan laporan KUD Cikajang dan laporan-laporan tambahan dari GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia). Data sekunder yang dikumpulkan mencakup gambaran umum dan neraca rugi laba KUD Cikajang serta biaya tetap, biaya variabel, jumlah produksi, harga jual produk yang dihasilkan dari unit usaha pemasaran dan makanan ternak. Setelah data dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Analisis Keuangan dilakukan untuk melihat kondisi dan perkembangan keuangan koperasi dari laporan keuangan yang ada. Alat anal isis keuangan yang dipakai pada penelitian ini adalah analisis ratio. Analisis ratio adalah analisis yang dilakukan dengan membandingkan pos-pos neraca dan rugi laba pada periode keuangan yang sarna. Dari ratio ini dapat diketahui kemampuan usaha dan posisi keuangan koperasi atas dasar likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Analisis juga dilakukan terhadap Kegiatan Usaha Koperasi dalam pengadaan sarana produksi peternakan (Subsistem I) dan pemasaran susu sapi perah (Subsistem IV) dengan indikator efesiensi usaha dan analisis titik imp as, Serta manfaat koperasi di bidang agribisnis peternakan dengan margin pemasaran dan persepsi anggota koperasi. Hasil analisis keuangan menuI\iukkan bahwa rasio likuiditas yaitu rasio lancar dan rasio posisi kas masih berada di bawah standar yang ditentukan. Rasio cepat berada di atas standar yang ditentukan dengan kecenderungan mendekati satu. Penilaian solvabilitas menunjukkan bahwa koperasi belum bisa meI\iamin hutang totalnya sesuai dengan standar baik dengan aktiva maupun dengan modal sendiri. Rasio hutang dengan modal sendiri cenderung turun dan mendekati satu. Penilaian rentabilitas menunjukkan bahwa koperasi mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menghasilkan laba. Hal ini dapat dilihat bahwa rasio SHU terhadap total harta dan rasio SHU terhadap modal sendiri berada di bawah standar yang ditentukan. Tingkat efesiensi unit usaha makanan ternak penerimaan belum mampu menutupi biaya yang dikeluarkan. Analisis titik imp as menunjukkan bahwa produksi makanan ternak belum mencapai titik imp as dengan tingkat produksi yang harus dinaikkan 67,63 persen dari produksi sekarang. Sedangkan efesiensi unit usaha pemasaran penrimaan sudah dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Analisis titik impas menuI\iukkan bahwa tingkat produksi sudah berada di atas impas dengan tingkat keamanan produksi (margin afsafety) 44,35 persen dari produksi sekarang. Hasil analisis manfaat koperasi di bidang agribisnis sapi perah menunjukkan bahwa anggota telah merasakan manfaat koperasi pada aspek jaminan pemasaran susu, kesehatan hewan, inseminasi buatan, ketersediaan makanan ternak dan penyuluhan dan pembinaan kepada peternak. Sedangkan dalam aspek kepuasan harga susu, harga beli makanan ternak dan pemberian kredit sapi perah peran koperasi masih rendah. Analisis margin pemasaran menunjukkan bahwa manfaat koperasi belum maksimal karena peternak hanya mendapat bagian 73,03 persen dari seharusnya minimal 80 persen dari harga jual ke industri pengolahan susu (IPS).id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis keragaan dan kegiatan usaha agribisnis koperasi peternakan (Kasus di KUD karya utama sejahtera Cikajaug, kabupaten Dati II Garut, Jawa Barat)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record