Show simple item record

dc.contributor.authorSari, Cut Ira Dian
dc.date.accessioned2010-05-14T02:40:42Z
dc.date.available2010-05-14T02:40:42Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/21476
dc.description.abstractManggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah tropik yang memiliki rasa yang khas dan banyak disukai konsumen dalam negeri maupun konsumen luar negeri. Tetapi bila dikembangbiakkan secara generatif dengan biji tanaman ini barn dapat berbuah pada umur 8-15 tahun (Samson, 1989). Hal ini disebabkan oleh perakarannya yang hanya memiliki sedikit akar lateral dan tidak adanya rambut akar sehingga masa juvenilnya cukup panjang. Mikoriza merupakan salah satu alternatif untuk mempercepat pertumbuhan tajuknya Menurut Fakuara (1988) beberapa keuntungan mikoriza adalah: (l)feeder root yang lebib panjang; (2) meningkatkan laju penyerapan nutrisi tanah; (3) penyerapan ion-ion tertentu dengan selektif dari tanah; (4) resisten terhadap patogen feeder rool; (5) meningkatkan toleransi pada racun tanah suhu rendah dan suhu tinggi; (6) toleransi pada perubahan pH tanah, konsentrasi kation dan anion dan sebagainya. Tuj uan penelitian ini ialah untuk mempelajari dan mengetahui isolat mikoriza yang dapat bersimbiosis dengan baik pada akar bibit manggis (Garcinia mangostana L.) serta dapat merangsang pertumbuhan tajuknya. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 taraf perlakuan yaitu Ml = kontrol, M2 = ektomikoriza Scleroderma columnare, M3 = ektomikoriza Rhizopogon sp., M4 = endomikoriza Gigaspora sp., dan M5 = endomikoriza campuran (Acaulospora sp., Glomus maniholis, Glomus fasciculatum, serta Gigaspora sp.). Perlakuan dikelompokkan berdasarkan tinggi tanaman dan dalam kelompok masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Inokulasi cendawan mikoriza dilakukan bersamaan dengan pemindahan bibit ke dalam wadah pengamat akar. Pengamatan dilakukan setiap minggu sekali, peubah yang diamati : pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun, dan pertambahan panjang akar tampak. Pengamatan pertambahan diameter diamati setiap dua ming"ou sekali. Pada akhir pereobaan, peubah yang diamati yaitu bobot basah dan bobot kering tanaman, rasio bobot tajuk-bobot akar, luas daun, panjang akar primer, panjang akar total rasio luas daun-panjang akar total analisis jaringan tanaman, serta efektivitas inoK"Ulasi eendawan mikoriza. Hasil yang didapatkan dari penelitian lID yaitu pemberian inokulum endomikoriza Gigaspora sp. (m14) bila dibandingkan perlakuan lainnya, menunjukkan pertumbuhan tajuk yang terbaik. Pada akhir pengamatan terlihat bahwa rata-rata tinggi bibit yang diinokulasi Gigaspora sp. menunjukkan tinggi yang lebih besar yaitu 14.11 em, 'sedang endomikoriza eampuran memiliki tinggi 13.05 em, Rhizopogon sp. 11.55 em, S. columnare 11.93 em, dan kontrol tinggi 11.02 em. Sedangkan rata-rata diameter batang bibit yang diinoK-ulasi Gigaspora sp. menurtiukkan diameter yang lebih besar (3.65 mrn) dibandingkan dengan diameter batang yang diinokulasi dengan endomikoriza eampuran (3.52 mrn), Rhizopogon sp. (3.14 mrn), S. columnare (3.09 mrn), dan kontrol (2.91 mrn). Rata-ratajumlah daun dan luas daun untuk bibit yang diberi inolmlum Gigaspora sp. memperlihatkan daun dengan jurnlah yang lebih banyak (8.07 helai) dan lebih luas (587.38 cm2 ) dibandingkan dengan bibit dengan pedakuan lainnya, berturut-turut yaitu jumlah daun endomikoriza eampuran 7.87 helai Rhizopogon sp: 7.4 helai , S. columnare 7.13 helai dan kontrol 6.87 helai. Sedangkan rata-rata luas daun untuk pedakuan lainnya yaitu endomikoriza eampuran 433.84 em\ Rhizopogon sp. 417.80 cm2 , S. columnare 402.22 cm\ dan kontrol 223.40 em'. Rata-rata bobot basah dan bobot kering bibit yang diinokulasi dengan Gigaspora sp. juga lebih besar daripada bibit dengan pedak-uan lainnya. Pertumbuhan tajuk yang lebih baik pada bibit yang diinokulasi dengan Gigaspora sp. menghasilkan rata-rata panjang akar total yang lebih besar (672.65 em) dan pertambahan panjang akar tampak yang lebih besar dan terlihat lebih eepat. Rata-rata panjang akar total pada perlakuan lainnya yaitu endomikoriza earnpuran 633.22 ern, Rhizopogon sp. 551.59 ern, S. columnare 537.28 ern, dan kontrol270.87 em. Hasil analisis jaringan tanaman menunjukkan bahwa rata-rata kandungan N, P dan K dalarn jaringan bibit manggis yang diinokulasi dengan eendawan mikoriza tidak berbeda dengan kontrol tetapi nilainya diduga dapat meneukupi untuk pertumbuhan bibit tersebut. Hasil pewarnaan akar menunjukkan bahwa akar-akar yang diinokulasi dengan eendawan Gigaspora sp. 0\I4) dan eendawan endomikoriza eampuran (1v15) terlihat adanya infeksi eendawan pada akar tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh adanya hifa eksternal vesikel dan arbuslmla pada akarnya. Pada akar-aka! yang diinokulasi oleh eendawan ekiomikoriza S. columnare (M2) dan Rhizopogon sp.(Jv13) ternyata tidak terbentuk baik mantel maupun hartig net. Pembengkakan akar yang merupakan eiri dari ektomikoriza juga tidak terlihat, walaupun pertambahan panjang akar tampak dan panjang akar totalnya lebih besar daripada kontrol. Sedangkan pertumbuhan tajuk pada umumnya• tidak berbeda dengan kontrol.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Inokulasi Beberapa Isolat Iviikoriza Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bibit Manggis (Garcinia Mangostana L.)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record