Show simple item record

dc.contributor.authorFebriana, Rina
dc.date.accessioned2010-05-11T11:22:23Z
dc.date.available2010-05-11T11:22:23Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19506
dc.description.abstractKegiatan magang dilaksanakan mulai 19 Februari sampai 20 Juni 2009 di Perkebunan PT Sari Aditya Loka I (PT Astra Agro Lestari, Tbk), Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi. Kegiatan ini bertujuan memperoleh pengalaman kerja guna meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa dalam teknik budidaya dan manajemen produksi kelapa sawit, khususnya pemupukan. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Data primer maupun sekunder dianalisis dengan metode deskriptif. Pemupukan di kebun PT SAL I pada Semester I tahun 2009 dilaksanakan dengan sistem gank. Sistem gank adalah sistem yang memfokuskan kegiatan pemupukan pada blok yang direncanakan dalam seksi pemupukan di satu rayon. Metode pemupukan yang dilaksanakan terdiri dari beberapa tahap yaitu penguntilan pupuk, pengeceran, pelangsiran, penaburan pupuk, dan pengutipan karung bekas untilan. Program pemupukan yang dilaksanakan dengan sistem gank lebih efektif dalam hal pengawasan tenaga kerja penabur. Hal ini dikarenakan semua mandor dan asisten dari semua afdeling dalam satu kebun dapat mengawasi jalannya pemupukan pada afdeling yang sedang melakukan pemupukan. Pengamatan yang dilakukan pada saat pemupukan menunjukkan bahwa pemberlakuan sistem gank diikuti dengan upaya dari perusahaan untuk menjamin ketepatan pemberian dosis pupuk tiap tanaman dengan pemberlakuan sistem untilan untuk 6 pohon dan penggunaan alat tabur pupuk yang seragam dan telah dikalibrasi sesuai dengan jenis dan dosis pupuk yang akan diaplikasikan. Pemupukan dengan sistem gank memiliki kelemahan yaitu tidak efisien dari segi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa dengan pelangsiran untilan terlebih dahulu ke dalam blok sampai tuntas kemudian dilanjutkan dengan penaburan yang dimulai dari tengah menyebabkan waktu yang dibutuhkan menjadi relatif lebih lama. Prestasi tenaga kerja penabur pupuk lebih rendah dari norma yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan belum dilakukan kalibrasi untuk mengetahui rata-rata kemampuan tenaga kerja yang harus melakukan pelangsiran untilan terlebih dahulu sebelum penaburan. Tiap tahap pemupukan memerlukan biaya, berturut-turut biaya yang dikeluarkan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah biaya material pupuk, upah tenaga kerja tabur, biaya transportasi pupuk, upah tenaga kerja until, upah tenaga kerja kutip karung, dan biaya transportasi langsir karung. Efektivitas pemupukan dapat dicapai dengan sistem gank yang telah mengacu pada prinsip 5 ketepatan, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat. Namun, dari data yang diperoleh, diketahui bahwa pelaksanaan pemupukan pada tahun 2007-2009 belum sesuai antara rencana rekomendasi dan realisasi pupuk di lapangan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah pohon saat penentuan rekomendasi berbeda dengan jumlah pohon yang dapat dipupuk di lapangan, terkendala dalam hal ketersediaan pupuk, ketidaksiapan piringan (gulma belum dikendalikan dan blok banjir), serta belum ditetapkannya basis tenaga kerja pemupukan untuk tiap blok sehingga kesulitan dalam menentukan kebutuhan jumlah tenaga kerja.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titlePengelolaan Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Sari Aditya Loka I (PT Astra Agro Lestari, Tbk), Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi.id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record