dc.description.abstract | Kegiatan Magang dilaksanakan selama empat bulan, dimulai tanggal 11 Februari sampai 11 Juni 2009 di Unit Perkebunan Tambi PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang adalah kerja aktif di lapang dan pengumpulan data primer melalui pengamatan oleh penulis dan pengambilan data sekunder yang berada di kebun (arsip kebun, laporan harian dan lainnya). Pelaksanaan teknis lapang yang diikuti penulis meliputi pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemangkasan, konservasi lahan terpadu, pemetikan, dan penanganan pucuk. Pemetikan yang dilakukan di Unit Perkebunan Tambi adalah pemetikan jendangan, pemetikan produksi dan pemetikan gendesan. Alat-alat yang biasa digunakan pemetik dalam kegiatan pemetikan adalah keranjang gendong, sramben, waring lembar dan waring kantong, serta salib/palang ukur untuk petik jendangan. Selain itu saat dilakukan pemetikan menggunakan gunting petik. Rata-rata tebal daun pemeliharaan di Unit Perkebunan Tambi berkisar antara 20.5-29.1 cm dari luka pangkas dan bertambah tinggi dengan semakin tuanya umur pangkas tanaman. Hal tersebut juga terjadi pada tinggi bidang petik, rata-rata tinggi bidang petik di Unit Perkebunan Tambi berkisar antara 54.8-90.8 cm dari permukaan tanah. Potensi tumbuh pucuk di Blok Pemandangan dengan ketinggian 1.500-2 100 m dpl lebih lambat jika dibandingakan potensi tumbuh pucuk di blok lainnya yang letak ketinggian kebunnya lebih rendah. Pada tanaman umur pangkas tahun ke-IV pucuk burung mencapai 66.9 % dan pada tanaman umur pangkas tahun ke-I pucuk peko mencapai 74.4%. Produktivitas tanaman menunjukkan penurunan saat tanaman berumur tiga tahun setelah pangkas yang dipengaruhi oleh jenis teh yang ditanam. Kapasitas pemetik masih di bawah Basic Yield (52-55 kg). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kondisi pucuk di lapang, keterampilan pemetik, dan jam kerja yang dilakukan. Analisis petik di Unit Perkebunan Tambi didapat rata- rata pucuk halus 2.5%, pucuk medium 26.25%, pucuk kasar 52.25% serta pucuk rusak 19%. Analisis pucuk MS yang ditetapkan oleh Unit Perkebunan Tambi adalah 50%. Berdasarkan hasil rata-rata analisis pucuk Januari-Mei tahun 2009 di Unit Perkebuan Tambi untuk pucuk MS mencapai 50.85% dan TMS 49.15%. Sistem Transportasi pucuk di Unit Perkebunan Tambi menggunakan truk dengan Kapasitas optimum yang ditentukan yaitu 2.500 kg dalam satu kali pengangkutan dengan realisasi pengangkutan rata-rata sebesar 2.450 kg. | id |