Show simple item record

dc.contributor.authorAsaad, A. Indra Jaya
dc.date.accessioned2010-05-10T09:39:58Z
dc.date.available2010-05-10T09:39:58Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18253
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penutupan karang hidup Berdasarkan bentuk pertumbuhannya (Life Form) di kawasan wisata Pulau Nusa Penida Bali. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 24 Maret sampai dengan tanggal 20 April 1999 di kawasan wisata bahari Pulau Nusa Penida, Bali. Lokasi pengamatan dibagi menjadi lima stasiun berdasarkan aktivitas manusia sektor pariwisata khususnya wisata bahari. Metode yang digunakan yaitu metode trauselc garis (Lines Transect Method). Transek dengan panjang 50 meter diletakkan sejajar dellgall garis pantai pada dua kedalaman yaitu kedalaman 10 feet (3 meter) dan 33 feet (10 meter). Pengamatan komponen terumbu karang berpedoman pada strulctur bentuk peitumbuhan karang (Structural Analysis of Life Form). Pulau Nusa Penida termasuk tipe iklim AW (iklim tropis dengan hujan bernlusim), dengan suhu udara rata-rata 26,5 O C dan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1326 rnm, dengan jumlah hari hujan 56 hari. Kawasan Pulau Nusa Penida, Bali mempunyai 2 pola musim, yaitu musim penghujan (Desember-April), dan musim kemarau (Mei-Oktober). Kondisi fisika perairan kawasan wisata Pulau Nusa Penida masih tergolong normal untuk kehidupan dan pertumbuhan hewan karang. Suhu perairan Nusa Penida berkisar antara 26-29' C. Salinitas perairan Nusa Penida berkisar antara 33-35% dengan rata-rata sebesar 33,4 %'. Keadaan ini menunjukkan kadar gararn perairan Nusa Penida llasih berada pada kisaran salinitas air laut yang normal (32-35 %o). ICondisi derajat keasaman perairan Nusa Penida dengan kisaran 7-8 tergolong kisaran nornlal ultuk kehidupan dan peitumbuhan lcarang. Tingkat kecerahan di seluruh lokasi pengamatan menunjukkan nilai sebesar 100 % . Perairan di sekitar Pulau Nusa Penida tergolong relatif jernih dengan tingkat Kekeruhai yang tergolong rendah. Kandungal total padatan tersuspensi tergolong tinggi, dengan kisaran 30 - 52 ingll. Berdasarkan pengukuran kecepatan arus perairan Nusa Penida umumnya tergolong tinggi dengan kisaran sebesar 0,196-0,67 nlldetik. Teruinbu karang yang mengelilingi kepulauan Nusa Penida tergolong tipe terumbu lcarang tepi fiiagiig reeJ). Persentase penutupan karang hidup di kawasan pariwisata Nusa Penida Bali pada kedalaman 3 meter berkisar antara 12,18 % sampai 41,64 %. Menurut Gomez dan Yap (1984), kriteria tersebut tergolong kategori buruk hingga sedang. Pada kedalaman 10 meter kondisi terumbu karang yang hidup tergolong kategori buruk hingga sedang dengan kisaran penutupan sebesar 23,72 % - 44,36 %. Secara unum kondisi terumbu karang pada kedalaman 10 meter masih lebih baik dibandingkan kondisi terumbu karang kedalaman 3 meter. Bentuk pertunbuhan karang batu yang diteinukan antara lain acropora bercabang, acropora tabulate, mengerak, dan sub masif, sedangkan dari jenis non acropora ditemukan antara lain karang bercabang, karang masif, karang mengerak, karang sub masif, karang heliopora, dan jenis soliter (mushroom). Jenis-jenis acropora bercabang yang ditemukan umunmya berasal dari genus Acropouaformosa, sedangkan dari jenis non acropora berasal dari genus ~eriato~orsap . Tipe pertumbuhan sub inasif, masif dan tipe mengerak umumnya berasal dari genus Pocillopora sp dan Montipora sp. Indeks mortalitas karang pada kedalaman 3 meter tergolong tinggi karena nilai nya berada di atas 50 %, sedangkan pada kedalaman 10 meter indeks mortalitas karang masih tergolong rendah karena nilainya berada di bawah 50 %.id
dc.publisherIPB(Bogor Agricultural University)
dc.titlePenutupan Karang Hidup Berdasarkan Bentuk Pertumbuhannya (LIFE FORM) Di kawasan Wisata Bahari Pulau Nusa Penida, Baliid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record