Food Waste dan Kehilangan Zat Gizi Program Makan Bergizi Gratis pada Anak Sekolah di Kabupaten Aceh Timur
Abstract
Pola makan sehat berkelanjutan berperan penting dalam sistem pangan global,
namun food waste masih menjadi tantangan. Indonesia menjadi penyumbang food
loss and waste (FLW) terbesar kedua di dunia. Kondisi ini bertolak belakang
dengan masih tingginya angka kelaparan dan masalah gizi di Indonesia. Program
Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah melalui bertujuan
meningkatkan status gizi anak sekolah. Food waste merupakan kendala dalam
pengimplementasian program karena menimbulkan kerugian ekonomi,
pemborosan sumber daya, dan berkurangnya manfaat gizi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis food waste dan estimasi kehilangan zat gizi pada program
makanan bergizi gratis sasaran anak SD, SMP, SMA di Kabupaten Aceh Timur.
Penelitian menggunakan design cross sectional dan telah dilaksanakan pada
bulan Mei-Juni 2025 yang berlokasi di tiga sekolah wilayah Aceh Timur yang telah
menerima program MBG yaitu SDN 1 Peureulak, SMPN 1 Peureulak, dan SMAN
1 Peureulak. Sampel dipilih dengan teknik stratified sampling melalui koordinasi
dengan pihak sekolah. Perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan
hasil minimal 96 subjek, ditambah 10% antisipasi drop out sehingga total menjadi
106 siswa. Pengolahan dan analisis data menggunakan program WHO AnthroPlus,
Microsoft Excel 2019 dan IBM SPSS Version 25.0. Analisis deskriptif digunakan
untuk menggambarkan distribusi karakteristik siswa dan preferensi makanan.
Pengolahan dan analisis data estimasi kehilangan zat gizi dilakukan dengan metode
perhitungan wasted nutrient days (WDD). Zat gizi tiap bahan makanan dihitung
menggunakan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Kruskal-Wallis Test
dilakukan untuk menganalisis perbedaan food waste di tingkat SD, SMP, dan SMA
dan perbedaan jumlah food waste antar hari. Analisis bivariat menggunakan analisis
korelasi Pearson dan Spearman Rank dengan nilai signifikansi <0,05. Sedangkan,
analisis data multivariat menggunakan analisis regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sisa makanan pada
siswa di tiga tingkat sekolah berbeda signifikan (p<0,001). Rata-rata food waste
mencapai 104,2 gram atau 24,3%, dengan jumlah tertinggi pada SMP (29,8%) dan
terendah pada SMA (16,5%). Jumlah sisa makanan selama 10 hari menunjukkan
perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar hari, baik secara total sisa makanan
maupun per kategori kelompok pangan. Proporsi sisa makanan terbesar berasal dari
makanan pokok, sayuran, dan lauk nabati. Kehilangan zat gizi akibat food waste
dalam setahun dari seorang anak sekolah setara dengan 12 porsi makan siang
lengkap untuknya per tahun. Faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan
food waste meliputi usia, jenis kelamin, dan variasi menu (p<0,05). Siswa yang
lebih tua, laki-laki, serta yang menilai menu lebih bervariasi cenderung membuang
makanan lebih sedikit. Temuan ini menegaskan pentingnya perencanaan menu dan
porsi, ketepatan waktu penyajian, variasi menu, dan edukasi gizi untuk mengurangi
food waste dan mengoptimalkan manfaat MBG.
Collections
- MT - Human Ecology [2396]
